Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Banjir melanda sawah di beberapa daerah Pulau Jawa. Kementerian Pertanian mendata sawah-sawah yang terendam banjir tersebar di Bojonegoro, Bantul, Wonogiri, Pacitan dan Trenggalek.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, telah memiliki solusi bagi para petani yang mengalami kerugian akibat bencana banjir tersebut. Untuk solusi tersebut, pihaknya menyiapkan dua cara.
Pertama, memberikan bantuan bibit padi dan pupuk. Bantuan ini berlaku pada para petani yang tidak memiliki asuransi.
Kedua, bagi petani yang memiliki asuransi bisa langsung meminta ganti rugi tersebut.
"Insya Allah kita akan bantu bibit padi dan pupuk untuk daerah yang betul-betul terkena banjir dan dia belum asuransi. Bagi yang sudah asuransi langsung diganti, nanti nilai asuransinya 1 hektar Rp 6 juta," kata Amran di Jakarta, Kamis (30/11).
Hal ini diharapkan menjadi salah satu bagian dari membuat para petani terlindungi. Serta untuk membuat petani tidak ragu dalam bercocok tanam ia juga berencana mengembangkan asuransi tersebut ke sektor lainnya.
"Asuransi sudah 647 ribu. Tahun depan kami siapkan sampai 1 juta hektar agar seluruh petani kita terlindungi. Ada asuransi untuk padi, sapi dan ke sektor lainnya agar para petani tidak ragu bercocok tanam kalau ada asuransi apalagi," pungkas Amran.
Direktur Serealia Kementerian Pertanian, Ali Jamil menambahkan stok beras aman karena baru saja melewati masa panen.
"Oh itu stok posisinya kita baru panen sekarang dan masih aman stoknya berapa juta. Berarti enggak lah. Paling kalau ada puso tanaman itu posisinya mungkin 2-3 bulan ke depan tergantung daerah yang terpengaruh banjir juga," terangnya.
Lantas, untuk mengantisipasi masalah tersebut, Kementan selalu melakukan penyetokan di mana luas tanam yang dilakukan pada setiap bulannya dijaga di atas kebutuhan.
"Tapi biasanya luas tanam kita per bulan kita jaga di atas kebutuhan kita. Sehingga target tanam kita jaga terus setiap bulannya," tutupnya. (dtf)