Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Dhaka. Seorang pastor yang menghilang di Bangladesh beberapa hari sebelum kunjungan Paus Fransiskus, telah ditemukan dalam keadaan selamat.
Walter William Rosario, pastor berumur 40 tahun itu, menghilang sejak Senin (27/11) lalu dari sebuah desa di wilayah Bangladesh utara, tempat para ekstremis memenggal seorang warga Katolik tahun lalu. Menghilangnya pria tersebut terjadi di tengah meningkatnya ekstremisme di negara mayoritas muslim tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya tiga warga Kristen telah tewas dibunuh.
Menghilangnya Rosario yang juga menjadi kepala sekolah tersebut, sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan minoritas warga Kristen di Bangladesh. Namun kepolisian menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/12), Rosario telah ditemukan di kota Sylhet dalam keadaan baik-baik saja. Kepolisian menyebutkan menghilangnya pria tersebut kemungkinan karena alasan pribadi, namun tidak dijelaskan lebih detail.
"Dia telah ditemukan tanpa cedera," tutur Biplob Bijoy Talukder, kepala kepolisian distrik Natore, tempat tinggal Rosario.
Pemberitaan tentang ditemukannya Rosario muncul seiring kunjungan Paus ke ibu kota Dhaka, Bangladesh. Dalam kunjungannya itu, pemimpin umat Katolik sedunia tersebut akhirnya mengucapkan kata Rohingya. Hal itu disampaikan Paus usai bertemu para pengungsi Rohingya yang didatangkan ke ibu kota Dhaka dari Cox's Bazaar, kamp-kamp pengungsi di wilayah Bangladesh selatan yang menampung ratusan ribu warga Rohingya yang kabur dari Rakhine, Myanmar.
Dalam pertemuan mengharukan dengan sekelompok pengungsi Rohingya itu, Paus mengucapkan salam dan memegang tangan-tangan mereka sembari mendengarkan kisah mereka. Di antara para pengungsi tersebut, terdapat seorang anak perempuan berumur 12 tahun yang menceritakan bahwa dia telah kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan militer Myanmar di desanya.
"Tragedi Anda sangat sulit, sangat berat, namun kami memberi ruang hati kami untuk Anda," kata Paus kepada para pengungsi Rohingya tersebut. "Atas nama semua orang yang telah menganiaya Anda, yang telah menyakiti Anda, dan terutama ketidakpedulian dunia, saya meminta maaf. Maafkan kami," imbuhnya.
Sebelum berkunjung ke Bangladesh, Paus telah melawat Myanmar selama empat hari. Dalam kunjungannya itu dia sama sekali tak menyebut Rohingya, hingga dirinya dikritik para aktivis HAM.(dtc)