Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Indonesia tengah menghadapi kondisi cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. Selain adanya siklon tropis, Gunung Agung dan Gunung Sinabung tengah bererupsi.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Sujono, mengatakan maskapainya mengantisipasi hal tersebut dengan mengikuti aturan. Dia mengatakan Sriwijaya Air dan NAM Air mengikuti pengalihan rute yang dilakukan agar penerbangan tetap dapat dilakukan.
"Kalau antisipasi itu (cuaca, red) seperti kita mempersiapkan mengikuti rules yang ada. Misalnya, kalau ada bandara tutup, kita cari alternatifnya. Kita harus tahu misalnya harus divert ke mana," kata Agus, Sabtu (2/12) malam.
Dia menambahkan, antisipasi juga dilakukan terhadap penanganan kepada para penumpang. Agus mengatakan maskapainya menyiapkan pemindahan rute (reroute), pemesanan ulang (rebook), ataupun pengembalian uang (refund) bagi para penumpang.
Dia mengatakan, para penumpang Sriwijaya Air maupun NAM Air memahami ketika dilakukan antisipasi-antisipasi tersebut.
"Alhamdulillah lancar, karena penumpang sudah memahami situasi karena ini gejala alam, memang kehendak Yang di Atas kan. Penumpang sudah paham semua, makanya kita selesaikan semua secara baik, secara peraturan," ucap dia.
Namun, Agus mengatakan saat ini jadwal penerbangan maskapainya belum terdampak secara signifikan terhadap kondisi alam tersebut. Dampak atas cuaca benar-benar dirasakan ketika Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup ketika Gunung Agung erupsi.
"Sampai saat ini tidak ada, masih on schedule. Cuma waktu 26 November di Denpasar ditutup, jadi incoming-outgoing Denpasar kita juga tidak bisa kita lakukan. Kita cancel semua," tuturnya.
Agus mengatakan standar prosedur sudah dijalankan untuk mengantisipasi hal tersebut. Hal ini termasuk dengan pengecekan rutin terhadap pesawat sebelum terbang untuk memastikan keselamatan di tengah kondisi cuaca ekstrem.
"Kalau itu (kesiapan pesawat), pesawat disiapkan setiap hari. Cuma informasi itu (cuaca ekstrem) sudah dibaca sebelum pesawat terbang. Udah ada notif dari BMKG, BMKG ke bandara, bandara ke airline sudah well informed misalnya lagi ada gangguan dimana, kita harus bagaimana, itu sudah kita siapkan semua," kata dia. (dtc)