Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Seorang mantan manajer kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membeberkan kehidupan di balik layar semasa kampanye kepresidenan yang penuh liku-liku. Mantan manajer kampanye ini bahkan mengaku pernah ingin terjun dari jet pribadi Trump.
Corey Lewandowski yang menjabat Manajer Kampanye telah dipecat Trump pada Juni 2016. Sedangkan David Bossie menjabat Wakil Manajer Kampanye sejak September 2016. Keduanya menulis buku yang berjudul 'Let Trump Be Trump' yang akan dirilis Selasa (5/12) besok.
Seperti dilansir CNN, Senin (4/12), media ternama AS, The Washington Post, mendapatkan salinan buku itu sebelum diterbitkan. Disebutkan bahwa buku itu mengulas soal perjalanan Trump menuju kursi kepresidenan AS, juga memuat sejumlah anekdot di balik layar saat kampanye Trump berlangsung tahun lalu.
Salah satunya adalah kebiasaan Sekretaris Pers kampanye Trump, Hope Hicks, untuk men-steamcelana dan jas Trump saat masih dipakai dan kebiasaan Trump memesan junkfood dari McDonald's dan restoran cepat saji lainnya semasa kampanye.
"Cepat atau lambat, semua orang yang bekerja dengan Donald Trump akan melihat sisi kepribadiannya yang membuat Anda bertanya-tanya mengapa Anda mau bekerja dengannya sejak awal," tulis Lewandowski dan Bossie dalam buku tersebut seperti dikutip The Washington Post.
"Kemarahan Trump tidak pernah dimaksudkan sebagai serangan pribadi, tapi terkadang sulit untuk tidak menganggapnya demikian. Mode yang ditunjukkannya (Trump-red) ketika hal-hal tidak berjalan sesuai keinginannya, bisa terasa seperti serangan total; hal itu bisa menghancurkan pria dan wanita yang paling keras hati sekalipun menjadi berkeping-keping," imbuh keduanya dalam buku itu.
Baik Lewandowski maupun Bossie mengakui: "Keduanya pernah memiliki momen-momen saat mereka ingin terjun dari pesawat Trump Force One." Pesawat Trump Force One merujuk pada jet pribadi Trump yang banyak digunakan saat kampanye.
Dalam buku itu, keduanya juga mengakui mereka akhirnya terbiasa dengan situasi saat bekerja dengan Trump.
The Washington Post menyebut, Lewandowksi menggambarkan citra positif untuk mantan bosnya itu. Dia menggunakan buku ini untuk menyerang Paul Manafort, mantan ketua tim kampanye Trump yang menurut Lewandowski berada di balik pemecatannya.
Pada salah satu bagian buku, Lewandoswki menulis tentang momen saat Trump sedang berada di atas helikopter dan mengetahui pernyataan keras Manafort yang menyebut Trump tidak seharusnya tampil di televisi lagi. Lewandowski menyebut bahwa saat itu dirinya melihat Trump sangat marah, bahkan disebutnya kemarahan Trump itu belum pernah dia saksikan sebelumnya.
Trump meminta pilot menurunkan ketinggian helikopter agar dia bisa menelepon dengan ponselnya. Trump pun menelepon Manafort dan meluapkan kemarahannya saat itu juga.
"Apakah kamu berkata saya tidak seharusnya tampil di televisi pada Minggu? Saya akan tampil di televisi kapan pun saya mau dan kamu tidak akan berkomentar apapun lagi soal saya!" ucap Trump yang berteriak kepada Manafort via telepon saat itu. Trump menggunakan kata-kata umpatan kepada Manafort. Lewandowski menyebut momen itu sebagai 'salah satu aksi melumpuhkan terhebat dalam sejarah dunia'.
Namun sesaat setelah momen itu, Lewandowski mendapat telepon dari Jared Kushner, menantu Trump. "Dia memberitahu saya bahwa saya bukan pemain tim dan saya mengumpankan Paul (Manafort)," tulis Lewandowski, sembari menuding Manafort yang telah mendalangi pemecatan dirinya dari tim kampanye Trump. (dtc)