Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Baghdad. Ribuan warga Yazidi di Sinjar, Irak yang diculik kelompok radikal ISIS tiga tahun lalu, hingga kini belum ditemukan.
Pada tahun 2014 lalu, para militan ISIS dilaporkan menewaskan ribuan warga Yazidi di Sinjar dan menculik ribuan perempuan dan anak-anak perempuan Yazidi. Banyak dari mereka yang dijadikan sebagai budak seks oleh ISIS.
Para petempur Kurdi yang didukung oleh koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat, merebut kembali Sinjar dari tangan ISIS pada November 2015, sebelum pasukan keamanan Irak mengambil alih kekuasaan di wilayah itu pada Oktober lalu. Sinjar merupakan wilayah otonomi Kurdi yang berada di Irak utara.
Seorang pejabat tinggi Kementerian Urusan Agama wilayah Sinjar, Khairi Bozani mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (4/12/2017), sekitar 6.417 warga Yazidi diculik oleh ISIS mulai 3 Agustus 2014 lalu. Bozani menuturkan, hingga 1 Desember 2017, hanya 3.207 orang di antara mereka yang berhasil diselamatkan atau kabur dari ISIS. Sisanya, sekitar 3.210 warga minoritas Yazidi -- termasuk 1.507 perempuan dan anak-anak perempuan -- masih disandera ISIS atau dianggap hilang.
Kementerian Irak tersebut telah melakukan penghitungan terkait kasus penculikan oleh ISIS itu. Angkanya menunjukkan bahwa 2.525 anak-anak Yazidi kini menjadi yatim atau yatim piatu, sedangkan orangtua dari 220 anak lainnya hingga kini belum ditemukan atau diketahui nasibnya.
Menurut Bozani, 47 kuburan massal berisi jasad-jasad warga Yazidi telah ditemukan sejak tahun 2014.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyebut pembantaian warga Yazidi tersebut sebuah genosida. Disebutkan PBB, ISIS telah merencanakan pembantaian tersebut dan kemudian sengaja memisahkan kaum pria dari kaum wanita untuk mencegah anak-anak Yazidi dilahirkan.
Sekitar 550 ribu warga Yazidi bermukim di Irak sebelum pembantaian ISIS tersebut. Namun sejak pembantaian tersebut, sekitar 100 ribu warga Yazidi telah meninggalkan Irak. (dtc)