Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo meresmikan penggunaan Oil Palm Science and Techno Park (OPSTP) yang terletak di lingkungan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (4/12/2017).
Peresmian ini sekaligus membuat OPSTP menjadi STP yang ke-62 yang telah ada di Indonesia dari target awal pendirian 105 STP di seluruh Indonesia.
Acara tersebut menarik antusiasme yang tinggi, terutama dari pemangku kepentingan atau stakeholder di bidang perkelapasawitan. Terlihat hadir dalam acara tersebut Direktur PPKS Dr Hasril Hasan Siregar, Direktur STPKemenristek Dikti Lukito, Direktur Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kemenristek Dikti Kemal Prihatna, pimpinan OPSTP PPKS Dr Soeroso, pimpinan STP Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember Dr Agus Budi.
Kemudian Asisten III Pempropsu Zulkarnaen yang mewakili Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati, Sekretaris dan Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumut Timbas Prasad Ginting dan Mino Lesmana, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumut Gus Dalhari Harahap, dan lainnya.
Hasril Hasan Siregar dalam kata sambutannya menyebutkan, kehadiran OPSTP merupakan bagian dari komitmen PPKS dalam mengembangkan hal yang terkait dengan industri perkebunan kelapa sawit.
Kata dia, PPKS sendiri sebelumnya sudah membangun ragam kultur terkait sawit, dari mulai pengembangan kultur tanaman, penyediaan program sawit untuk rakyat aatau Prowitra, dan lainnya.
Sementara Patdono Suwignjo menyambut baik kehadiran OPSTP PPKS ini, sekaligus mengingatkan agar ada pengembangan yang serius terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berbasis teknologi.
Namun Patdono Suwignjo mengaku melihat ada perbedaan karakteristik dalam pengelolaan STP di Indonesia dengan yang ada di luarnegeri, teruma di negara-negara Eropa, yang justru mampu melahirkan perusahaan-perusahaan berskala global.
"STP-STP yang ada di Indonesia yang telah saya lihat sungguh terlihat berbeda dengan STP yang ada di luarnegeri. Saya contohkan negara Swedia. STP-STP yang ada di Swedia justru mampu melahirkan industri besar. Anda tahu perusahan IKEA dari Swedia? Nah, itu lahir dari salahsatu STP di Swedia pada puluhan tahun silam," kata Patdono Suwignjo.
Namun Patdono Suwignjo menyebutkan pemerintah pusat yang diwakili Kemenristek Dikti tetap mendukung keberadaan seluruh STP di Indonesia, termasuk OPSTP PPKS yang sudah masuk menjadi salahsatu bagian dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) di Indonesia.
Patdono Suwignjo benar-benar berharap kelapa sawit yang dikembangkan PPKS menjadi beragam produk turunan seperti cokelat, bolu, furnitur berbahan sawit, serta produk lainnya melalui pelaku UMKM melalui proses inkubasi.
Asisten III Pempropsu Zulkarnaen yang mewakili Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengingatkan OPSTP terwujud berkat kerjasama antara PPKS dengan Pemprov Sumut.
Pihaknya berharap keberadaan OPSTP mampu membantu pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kemasyarakatan. Sementara itu Dr Soeroso selaku pimpinan OPSTP PPKS saat ditemui MedanBisnis berjanji sekuat tenaga mengembangkan OPSTP agar mampu menjadi pusat inkubasi pengembangan UMKM berbasiskan kelapa sawit.