Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Masyarakat Batak Toba kembali berduka. Setelah kepergian musisi tradisi Posther Sihotang, beberapa waktu lalu, publik Batak Toba juga kehilangan salah seorang budayawannya, Sahala Simanjuntak. Sahala meninggal pada Senin (4/12/2017) pukul 12.30 WIB, di RSU HKBP Balige.
Menurut kerabatnya Monang Naipospos yang juga pemimpin Parmalim ini, Sahala meninggal setelah badannya tiba-tiba kaku. Kala itu Sahala sedang memberikan tanggapannya pada acara Semiloka Gondang Tor-tor di Gedung Serbaguna, Balige. Diduga Sahala meninggal akibat serangan jantung.
Hal itu disampaikan Monang Naipospos lewat akun media sosial Senin (4/12/2017). Kabar itu langsung ditanggapi ratusan nitizen termasuk sejumlah budayawan Batak Toba lainnya.
Sahala Simanjuntak adalah seorang budayawan Batak Toba yang berdomisili di Tampahan, Balige. Pemikiran dan gagasannya kerap ia sampaikan lewat sejumlah grup budaya Batak Toba yang tersebar di media sosial. Salah satunya lewat grup Sejarah Batak yang dikelolanya bersama budayawan Batak Toba lainnya.
Sebagai seorang budayawan Batak Toba, Sahala tidak hanya mengulas tentang hal yang menyangkut budaya Batak Toba, namun juga mencoba sejarah Batak Toba yang selama ini jarang diungkap ke publik. Sahala dikenal suka menyuguhkan pandangan-pandangan mengenai kebudayaan Batak Toba kepada khalayak umum untuk dibahas secara terbuka. Bersama dengan sejumlah budayawan Batak Toba lainnya, antara lain Monang Naipospos, Humala Simanjuntak, Thompson Hs, Sahala ia kerap menyampaikan pemikirannya tentang sejarah dan budaya Batak Toba.
“Kita kehilangan budayawan Batak Toba yang gemar berdiskusi. Semoga semangat ini tetap akan kita teruskan terutama oleh generasi muda Batak Toba,” kata Thompson Hs.
Terakhir kali medanbisnisdaily.com mewawancarainya tentang situs Dolok Tolong di Balige yang menurut sejarah menyimpan kisah kedatangan pasukan Majapahit di Tanah Batak. Dalam tulisan itu Sahala Simanjuntak menyebut ekspansi pasukan Majapahit di Tanah Batak sekitar akhir abad ke-14 M. Akibat persinggungan dengan Majapahit itulah terbentuk peradaban Hindu dan Buddha di Tanah Batak. Kisah sejarah itulah yang melatarbelakangi munculnya istilah Prasasti Dolok Tolong.Berita itu ramai ditanggapi pembaca, khususnya nitizen di media sosial.
Sampai berita ini dibuat, medanbisnisdaily.com belum berhasil menghubungi pihak keluarga. Namun sesuai dengan tradisi orang Batak Toba, pemakaman Sahala baru akan dilakukan beberapa hari kemudian.