Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Di tengah berbagai peringatan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan niatnya memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Trump telah menghubungi sejumlah pemimpin negara-negara Arab, termasuk Presiden Palestina Mahmud Abbas, untuk menegaskan niatnya ini.
"(Trump-red) Telah memberitahu Presiden (Abbas) soal niatnya memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem," demikian pernyataan kantor kepresidenan Palestina seperti dilansir AFP, Rabu (6/12).
Dalam percakapan telepon yang dilakukan pada Selasa (7/12) waktu setempat itu, Abbas menegaskan penolakan terhadap pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem. "(Presiden Abbas) Memperingatkan konsekuensi berbahaya dari keputusan semacam itu, terhadap proses perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan juga dunia," sebut kantor kepresidenan Palestina dalam pernyataannya.
"Presiden (Abbas) menegaskan posisi teguh kami bahwa tidak akan ada negara Palestina tanpa Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya, sejalan dengan resolusi hukum internasional dan inisiatif perdamaian Arab," imbuh pernyataan itu.
Baca juga: Arab Saudi Berharap AS Tak Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Seorang pejabat Palestina yang enggan disebut namanya, memberikan penjelasan lebih lanjut soal topik pembicaraan Trump dan Abbas.
"Trump memberitahu Presiden Abbas bahwa ada keputusan yang diambil dalam Kongres beberapa waktu lalu, dan ada tekanan dari Kongres untuk memberlakukan keputusan itu dan memindahkan kedutaan," terang pejabat Palestina ini. Trump merujuk pada keputusan Kongres AS pada tahun 1995 yang meloloskan undang-undang yang mengatur kebijakan AS untuk memindahkan Kedubes-nya ke Yerusalem.
"Trump menyatakan dirinya membuat janji pilpres kepada rakyat Amerika untuk memindahkan kedutaan dan ingin menepatinya," imbuhnya.
Menurut pejabat Palestina ini, Trump juga memberitahu Abbas bahwa dirinya memiliki 'gagasan penting' yang akan diumumkan nanti. Namun Abbas menegaskan dirinya menolak pemindahan Kedubes AS.
Disebutkan juga bahwa Abbas 'akan terus melanjutkan komunikasi dengan para pemimpin dunia untuk mencegah langkah yang tidak bisa diterima dan jelas-jelas ditolak ini'. Abbas juga meminta pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Raja Yordania Abdullah untuk melakukan intervensi dalam isu ini.
Selain Abbas, Trump juga memberitahukan niatnya itu kepada Raja Yordania Abdullah yang dinastinya ditugaskan menjaga tempat suci umat muslim di Yerusalem, kemudian Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Semua kompak memperingatkan Trump bahwa langkah sepihak dari AS soal status Yerusalem akan menggagalkan upaya perdamaian Timur Tengah dan memicu konflik baru.
Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, menyebut Trump juga menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengabarkan soal niat pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem. Kantor Netanyahu enggan berkomentar soal hal ini, namun seorang menteri senior Israel yang enggan disebut namanya menyambut baik niat Trump itu sembari menegaskan pihaknya bersiap menghadapi potensi kekerasan yang mungkin terjadi. (dtc)