Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kelelawar hitam terus berputar-putar di atas langit Rabin Square, Tel Aviv, Sabtu malam 4 November 2017. Dia seperti kehilangan arah di malam itu karena ribuan warga Israel tumplek blek di sana.
Dilansir dari www.haaretz.com, seperti tahun-tahun sebelumnya, malam itu ribuan warga Isrel tengah berkumpul mengenang 22 tahun wafatnya Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Perdana Menteri Israel kelima (1974-1977 dan 1992-1995) itu tewas pada 4 November 1995.
Nama mendiang Yitzhak Rabin sangat berkesan di hati warga Israel. Tak hanya warga, bahkan hampir semua anggota parlemen Israel memasang foto Yitzhak Rabin di kantor mereka. Maklum semasa hidupnya Rabin aktif menggagas perdamaian dengan warga Palestina di bawah pimpinan Yasser Arafat.
Pada September 1993, Rabin bersama Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, Menteri Luar Negeri Simon Peres, dan Presiden Palestina Yasser Arafat, menandatangai Perjanjian Oslo di Norwegia. Perjanjian ini menandai proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Rabin dan Arafat meraih hadiah Nobel Perdamaian pada 1994. Mereka dianggap berjuang untuk mewujudkan perdamaian di Israel dan Palestina yang selalu bergejolak.
Sayang cita-cita Rabin mewujudkan perdamaian Israel dan Palestina harus pupus. Yigal Amir, salah seorang ekstrimis Yahudi yang menolak perdamaian Israel dengan Palestina menembak Yitzhak Rabin pada 4 November 1995. Tiga peluru menembus tubuh Rabin. Dia pun meninggal di rumah sakit.
Sepeninggal Rabin, tercatat beberapa kali pecah kerusuhan di Yerusalem yang melibatkan warga Palestina dan tentara Israel. Kerusuhan dipicu oleh klaim Israel atas Yerusalem.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (6/12) ini mengabari Presiden Palestina Mahmud Abbas tentang niatnya untuk memindahkan kantor Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Rencana ini menimbulkan protes dari sejumlah negara besar di dunia karena menilai AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Seperti dilansir AFP, para pemimpin Arab seperti Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz, Raja Yordania Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang dihubungi Trump, semua menolak rencana itu. Raja Salman memperingatkan Trump bahwa pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem merupakan 'langkah berbahaya' yang bisa menggusarkan dunia muslim.
"Memindahkan Kedutaan Besar AS adalah langkah berbahaya yang bisa memprovokasi perasaan umat muslim sedunia," ujar Raja Salman kepada Trump seperti dikutip televisi Saudi, Al-Ekhbariya TV.
Keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan mendobrak kebijakan lama AS. Selama ini AS menegaskan, status Yerusalem harus diputuskan dalam perundingan antara Palestina dengan Israel. Dunia internasional tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Tidak ada negara yang saat ini menempatkan kedutaannya di Yerusalem.
Pekan-pekan ini tanah lapang di Rabin Square itu tak lagi dipenuhi ribuan warga Israel. Mereka telah kembali ke rumahnya masing-masing sambil membawa sebuah harapan, akan ada perdamaian antara Palestina dengan Israel. Namun dengan adanya rencana Trump itu nampaknya mimpi bagi terwujudnya perdamaian antara Israel dengan Palestina butuh waktu lebih panjang lagi. Dan kelelawar hitam itu bisa jadi akan kembali kehilangan arah pulang di atas langit Rabin Square. (dtc)