Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Rembang. Kasnadi, 57 tahun, lumpuh sejak usai 8 tahun. Kini dia hidup sebatang kara di sebuah rumah yang dibuatkan warga secara gotong-royong di tanah menumpang milik orang. Setelah kedua orang tuanya meninggal, dia hanya bergantung pada budi baik para tetangganya.
Kasnasdi tinggal di Dusun Majasem, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Rembang. Kepada detikcom yang mengunjunginya, Kasnadi mengaku mengalami kelumpuhan di usia 8 tahun, akibat terjatuh saat bermain dengan teman-teman seusianya.
"Awalnya tidak langsung lumpuh, tapi rasanya lemes dan tidak punya tenaga. Lama kelamaan sampai seperti ini. Berarti saya menjalani kondisi seperti ini sudah hampir 50 tahun. Saya sudah pasrah dengan takdir," tuturnya, Kamis (7/12/2017).
Semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia dan tidak lagi ada yang merawatnya. Saudara kandungnya kini telah pergi jauh dan putus komunikasi. Setiap hari, Kasnadi bergantung pada uluran tangan para tetangganya dan kerabat jauhnya. Ada yang mrngirim makanan, ada yang berbaik hati membersihkan tubuh Kasnadi.
Kasnadi tinggal di sebuah rumah nonpermanen berukuran 4x3 meter yang terbuat dari papan kayu. Rumah itu berdiri di atas tanah milik seorang kerabat jauhnya. Sedangjkan pembangunannya adalah hasil iuran dan gotong-royong warga.
"Seperti ini hidup saya. Tidak bisa gerak banyak, cuma bisa berbaring. Ini bukan mati rasa, tapi lemas gak berenergi. Ini dicubit saja masih terasa, tapi gak bisa digerakkan. Apa-apa, semua kegiatan ya bisanya di atas kasur ini," jelasnya.
Sri Lestari, tetangga sekaligus pemilik tanah tempat Kasnadi tinggal, mengaku setiap harinya ia bersama sejumlah tetangga lain mengirim makanan kepada Kasnadi. Secara bergiliran, pagi, siang dan malam berkirim makanan dan membersihkan rumah Kasnadi, termasuk merawat kebersihan rumah dan tempat tidur Kasnadi.
"Ya setiap hari kita kirim makanan, gantian. Ya tidak ada yang merasa berat kok," paparnya. (dtc)