Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bergegas Diky (20) berangkat dari rumahnya di kawasan Mabar (Rabu, 6/12/2017), Medan Labuhan, hendak menuju Landasan Udara Soewondo (bekas Bandara Polonia) yang berada di pusat Kota Medan. Jarak yang tak dekat, butuh waktu satu jam lebih untuk tiba di sana. Apalagi jalanan pasti macet di kala pagi.
Tapi rupanya begitulah tekad pengangguran yang cuma lulusan SMA ini. Mendapatkan pekerjaan melalui Job Fair 2017 Disnakertrans, itu yang hendak diburunya. Hanya beberapa menit lebih dari pukul 08.00 wib Diky tiba di lokasi job fair yang diselenggarakan Disnaker Prov. Sumut bersama BPJS Ketenagakerjaan dan STIM Sukma tersebut. Beruntung booth perusahaan-perusahaan peserta job fair sudah standby menerima kehadiran para pelamar kerja.
"Ada dua lamaran, bang, yang kumasukkan. Nggak tahu nanti apakah ada yang menerima," kata Diky pasrah menjawab medanbisnisdaily.com.
Diky cukup tahu diri, diterima menjadi supir sekalipun dia pasti takkan menolaknya. Selain karena latar belakang sekolahnya yang cuma SMA, dia juga tak memiliki pengalaman kerja.
Kurang lebih sebanyak 2500 lowongan pekerjaan yang kabarnya disediakan sekitar 500 perusahaan peserta job fair. Mereka terdiri atas perusahaan dengan jenis bisnis yang berbeda-beda. Mulai dari PJTKI, penyedia tenaga kerja outsource, ritel semacam Alfamidi, jasa keuangan seperti Mandala Finance, jasa kesehatan seperti RS Malahayati, media (Komnas TV), jasa angkutan (Railink), perkebunan kelapa sawit (Wilmar, Permata Hijau Group dan lainnya), hingga perusahaan jasa angkutan migas (Elnusa).
Berbagai jenis lowongan kerja disediakan perusahaan-perusahaan tersebut. Tentu saja juga dengan spesifikasi yang tak serupa. Baik soal background pendidikan, pengalaman maupun kelebihan-kelebihan lainnya.
Railink, misalnya, mencari customer service. Oleh Senior SPV Commercial Facility Passenger, Andina Agyta, disebutkan cukup dengan bekal pendidikan Diploma III siapa saja bisa datang melamar.
Perusahaan transportasi PT Sany Toga Gemilang yang salah satu lowongannya adalah driver alias supir, bisa dikatakan mensyaratkan kelengkapan yang tak begitu berat. Cukup memiliki KTP, SIM, SKCK dan STNK. Dengan kata lain setiap pelamar harus mempunyai mobil. Karena akan dijadikan mitra untuk taksi atau ojek online GRAB Car, GRAB Bike, Gocar dan Uber.
Adalah PT Habarindo Baharitama yang tak lain merupakan perusahaan penyedia jasa pemeliharaan dan penyewaan serta penjualan alat-alat berat untuk digunakan di pelabuhan yang menerapkan kriteria yang cukup rumit bagi para pelamar-pelamarnya. Dengan menyediakan enam jenis lowongan kerja, perusahaan yang berpusat di Jakarta ini mensyaratkan pendidikan hanya dari Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Mutlak punya pengalaman kerja di bidang yang sama selama beberapa tahun.
Maka berlomba-lombalah para pelamar laki-laki maupun perempuan, kebanyakan diantaranya fresh graduate, yang datang "menyerbu" setiap booth yang menyediakan lowongan kerja. Masing-masing membawa surat lamaran berikut sejumlah kelengkapannya.
Tak cuma satu berkas lamaran yang mereka bawa. Tapi sebanyak mungkin. Mumpung ada job fair, dimana banyak perusahaan membuka lowongan kerja, maka ke sebanyak mungkin perusahaan surat lamaran kerja dimasukkan.
Nita Sembiring salah satunya. Jebolan Fakultas Ekonomi USU (2017) ini mengaku mengajukan lamaran kesepuluh perusahaan sekaligus. Begitu pula dengan temannya Nina Barus yang sudah setahun lulus dari Fakultas Pertanian USU. Seperti Nita, dia juga melamar pekerjaan di job fair untuk sepuluh perusahaan berbeda.
"Jarang-jarang ada kesempatan macam ini, bang, jadi harus betul-betul dimanfaatkan," kata Nita yang mengaku bermukim di kawasan Padang Bulan, Medan.
Akankah angan-angan Diky, Nita, Nina atau pelamar-pelamar lainnya mendapat pekerjaan melalui job fair pasti akan terpenuhi?
Kepada medanbisnisdaily.com secara bersamaan Nita dan Nina menyatakan boro-boro. Jangankan diloloskan menjadi pekerja sebagaimana lowongan yang dibuka, diberi kejelasan informasi bagaimana nasib lamaran mereka saja sudah syukur.
Berkali-kali Nita dan Nina pernah menghadiri job fair di Kota Medan guna mengajukan lamaran pekerjaan. Namun kejelasan lamaran tersebut bagaimana kelanjutannya entah bagaimana. Diterima atau tidak sebagai pekerja, tak ada kabar sama sekali.
"Katanya berbeda, bang, kalau job fair di Jakarta. Disana setiap pelamar dikasi kabar apakah lolos atau tidak. Jadi kita tahu dimana kekurangannya," kata Nita yang bertubuh mungil.
Kata Nina, sekalipun job fair kali ini hanya sekedar pemberi harapan palsu (PHP), dia pasrah saja. Sebab sudah sering mengalami hal seperti itu manakala mendatangi hajatan job fair.
"Pokoknya masukkan dululah lamaran. Gimana kelanjutannya, terserah nantilah, kalaupun PHP, ya sudah," ujarnya.
Beberapa perusahaan peserta job fair sesungguhnya berusaha menghindari agar mereka tak sekedar menjadi PHP. Permata Hijau Group salah satunya. Mereka tidak sembarang menerima lamaran dari para pelamar. Latar belakang pelamar dicek apakah sesuai dengan lowongan yang mereka lamar.
"Kalau misalnya latar belakang pendidikannya tidak pas, saya anjurkan agar melamar lowongan lain yang tersedia. Jadi kita tidak mau jadi PHP asal terima semua lamaran," kata staf HRD PHG Timbul Malau.
Pun demikian dengan PT Habarindo Baharitama. Latar belakang pendidikan yang tidak sesuai serta pengalaman kerja yang tak memadai pasti akan ditolak tegas.
"Buat apa kita memberi harapan palsu pada mereka, kalau tidak sesuai tolak saja seketika," kata staf HRD Habarindo, Usri.
Pasti karena lowongan kerja yang jumlahnya sangat terbatas, maka para pelamar yang datang ke job fair yang diperkirakan jumlahnya mencapai 25000-30000 jadi tak begitu peduli apakah akan mendapatkan PHP atau tidak.
"Pokoknya lamar saja dululah, tidak lolos juga tak apa-apa," kata Perdana Sihombing yang baru saja diwisuda dari FISIPOL USU (Oktober 2017).