Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Madiun. Ketua DPRD Kabupaten Madiun Joko Setiono meminta maaf atas pembangunan Tugu Demokrasi. Tugu tersebut dianggap mirip tangga freemasonry. Kemiripan itulah yang menjadi viral dan dipersoalkan banyak orang.
"Saya sudah berusaha menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Kalau memang perlu minta maaf, ya kami minta maaf. Kalau kata Gus DUr, gitu saja kok repot," ujar Ketua DPRD Kabupaten Madiun Joko Setiono saat dihubungi detikcom Jumat (8/12/2017).
Joko mengaku sering mendapat permasalahan. Namun masalah kali ini skalanya nasional karena viral di mana-mana. "Sudah berkali-kali saya menghadapi seperti ini, cuma ini agak besar karena menjadi viral secara nasional," tutur Joko.
Joko mengatakan, mengenai pembangunan tugu tersebut, pihak DPRD hanya mengalokasikan tempat untuk dibangunnya tugu tersebut. Tema untuk tugu itu memang demokrasi. Sementara untuk desain dan pembangunannya, sepenuhnya diserahkan kepada Dinas PU Bina Marga.
"Kami cuma menyerahkan halaman untuk ruang publik dengan tema taman demokrasi. Tapi kami tegaskan bahwa dari pihak kami betul-betul tak ada kesengajaan. Kami tidak tahu kalau ada desain mirip begitu," kata Joko.
Berdasarkan papan keterangan proyek yang dipasang tak jauh dari lokasi, disebutkan pengerjaan proyek Tugu dan Taman Demokrasi itu berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Madiun. Anggaran pembangunannya adalah Rp 1.069.700.000 yang bersumber dari APBD 2017.
Pelaksana proyek dikerjakan oleh CV Ardhi Laksa dengan waktu pengerjaan 150 hari sejak 11 Juli 2017 lalu. (dtc)