Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kediri. Penyakit difteri yang mulai mewabah di wilayah Jawa Timur, membuat Dinas Kesehatan Kota Kediri waspada. Bahkan 2 Pasien terduga difteri klinis pernah ditemukan Pemkot Kediri jauh sebelum difteri mewabah di sejumlah Kota di Jawa Timur.
Kepala Dinkes Kota Kediri dr. Fauzan Adhima mengatakan, pasien difteri klinis ditemukan sekitar bulan Juni lalu. Ada dua penderita suspect difteri masuk ke rumah sakit dengan gejala panas tinggi, batuk, dan nyeri telan makanan.
"Ada dua pasien yang ditemukan masih berusia anak-anak. Satu berumur 8 Tahun dan 12 Tahun. Keduanya masuk kategori difteri klinis, karena setelah diuji laboratorium ternyata negatif," ucap Fauzan saat ditemui detikcom di Kantor Dinas Kesehatan, Jalan Kartini Kota Kediri, Minggu (10/12/2017).
Disebut Difteri Klinis karena dua pasien memiliki gejala persis seperti Difteri (nyeri telan, demam panas, dan tenggorokan sakit) namun hasil uji lab negatif. Kendati demikian dua pasien sempat menerima perawatan rumah sakit selama 4 hari, setelah kondisi normal pasien kembali pulang ke rumahnya.
Difteri merupakan penyakit mematikan yang menular melalui udara. Jika ada yang mengalami gejala difteri, seperti panas tinggi, batuk dan mengalami nyeri pada tenggorokan, serta timbul warna membran selaput putih pada tenggorokan, seperti sariawan, maka penderita disarankan segera mendapatkan pertolongan medis.
Dinkes telah berkirim surat ke seluruh rumah sakit tentang persiapan dalam menghadapi wabah difteri belakangan ini. Mengingat di daerah-daerah sekitar, seperti Tulungagung dan Nganjuk kini ada warga yang sudah terjangkiti.
"Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit di Kota Kediri sudah siap jika ada kejadian Difteri, baik tenaga medis maupun ruangan khusus," imbuh Fauzan.Sementara itu, RSUD Gambiran, Kota Kediri sudah mempersiapkan diri baik sarana ruangan maupun Sumber Daya Manusia (SDM) yakni tenaga medis. Berdasar data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, penyakit difteri kini mewabah di wilayah jawa timur, dan menduduki urutan pertama jumlah penderita difteri terbanyak, setelah Jabodetabek dan Tangerang, Banten. (dtc)