Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Mantan Ketua KPK Abraham Samad menceritakan pengalamannya saat duduk di bangku sekolah dasar. Kisahnya dimulai dari lima batang kapur tulis yang dia ambil sepulang sekolah.
"Teman-teman saya mengambil kapur tulis setelah pulang sekolah, padahal di situ ada guru, tapi membiarkan. Jadi akhirnya saya pikir, kalau guru tidak pernah menegur, berarti kita ambil kapur sah-sah saja karena tidak pernah dilarang," kata Samad saat menjadi pembicara dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2017).
Saat tiba di rumah, ia menyatakan kapur tersebut dikeluarkannya dari dalam tas untuk digunakan. Namun saat itu ibunya melihat kapur yang dibawa Samad dan bertanya dari mana asalnya.
"Dari sekolah," ujar Samad menirukan jawabannya kepada sang ibu.
Selanjutnya, Samad pun ditanya oleh ibunya apakah sudah meminta izin kepada gurunya saat mengambil kapur tersebut. Ketika ia menjawab belum meminta izin, ibunya meminta Samad mengembalikan kapur itu ke sekolah.
"Suaranya agak meninggi, 'Ini betul nggak kamu minta izin?' Saya jawab ini tidak jadi masalah karena tiap hari diambil teman nggak ada yang larang. Dijawab ibu saya, 'Ini punya sekolah, bukan milik kamu,'" jelasnya.
"Setidak-berharga apa pun barang itu, kalau bukan milik kamu, jangan sekali-kali mengambilnya," sambung Samad menirukan ucapan ibunya.
Samad akhirnya menuruti perintah ibunya mengembalikan kapur itu ke sekolah. Menurutnya, kisah itu menjadi salah satu pembentuk karakter integritas bagi dirinya hingga bisa menjadi Ketua KPK.
"Apa yang diajarkan ibu saya itulah integritas. Kalau tidak ada peristiwa kapur itu, mungkin saya tidak jadi Ketua KPK," ucapnya. (dtc)