Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Beberapa wilayah di Sumatera Utara, termasuk Kota Medan, saat ini tengah kesulitan memenuhi kebutuhan gas bersubsidi dalam kemasan tabung melon. Dikawatirkan persoalan ini akan jadi pemicu melonjaknya angka inflasi. Padahal Gubsu telah menegaskan agar laju inflasi tidak lebih dari 3%.
Demikian salah satu persoalan yang mengemuka pada rapat kordinasi Persiapan Barang Kebutuhan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru, di Gedung BI Perwakilan Sumut, di Medan, Selasa (12/12/2017). Kekurangan gas elpiji telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.
Pertamina menyebutkan, tahun 2017 guna pemenuhan kebutuhan gas di Sumut dicadangkan sebanyak 337.221 metric ton. Hingga akhir November yang tersisa sebanyak 24.044 metric ton (7%). Guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan di akhir tahun khususnya Natal, Pertamina menambah sebanyak 5% menjadi 1.230 metric ton/hari.
Secara signifikan disebutkan supply gas bersubsidi kemasan tabung 3kg akan bertahan lebih lama jika seluruh PNS atau aparatur sipil negara (ASN) berhenti menggunakannya dan beralih ke gas non-subsidi. Apalagi antara Pertamina dengan 28 pemerintah kabupaten/kota di Sumut telah disepakati MoU menyangkut hal tersebut pada Oktober lalu.
Menanggapi pernyataan Pertamina tersebut, Plt. Sekretaris Daerah Pemprovsu Ibnu Hutomo menyatakan sesungguhnya sejak dua bulan lalu sudah dibuat anjuran resmi agar seluruh ASN di Sumut tak lagi menggunakan gas bersubsidi dan pindah ke gas non subsidi.
"Kalaupun masih ada yang memakai gas bersubsidi jumlahnya hanya satu atau dua orang lagi," kata Ibnu.