Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Rembang. Windiyantiningsih (73 tahun) tak berharap apapun. Dia suka rela merawat sebuah bangunan tua milik bekas majikannya yang telah kosong. Setiap hari dia membersihkan rumah dan pekarangan 1,5 hektar itu selama 38 tahun, tanpa gaji sedikit pun.
Rumah itu berada di Desa Dasun, Lasem, Rembang. Saat dikunjungi detikcom, Selasa (12/12/17), Mak Windi mengaku telah melakoni aktivitasnya itu selama lebih kurang 38 tahun terakhir, semenjak pemilik rumah meninggal.
"Rumah ini sebelumnya milik Ong Kiem Liang, lalu dihibahkan ke Yayasan Tri Ratna untuk difungsikan sebagai vihara. Namun semenjak pemilik rumah meninggal, bangunan ini tak ada yang merawat. Saya yang sebelumnya menjadi perawat pemilik rumah memilih tetap di sini," ujarnya.
Ia bercerita, awalnya dulu merupakan perawat dari pasangan Ong Kiem Liang. Anak-anak dari pasangan tersebut tinggal jauh di luar kota dan memiliki rumah sendiri-sendiri. Saat keduanya mulai tua dan sakit-sakitan, lalu Mak Windi diminta untuk merawat mereka sekaligus menjaga rumah.
"Saya dulunya perawat rumah sakit, tapi diminta untuk membantu Pak Ong Kiem Liang merawat dia dan istrinya. Saat mereka meninggal, rumah ini diwariskan kepada anaknya, tapi anak sudah punya rumah sendiri dan ini terbengkalai," akunya.
Meskipun Mak Windi berasal dari etnis Jawa dan bukan penganut Budhis, namun ternyata dia merasa sayang jika rumah majikan dan puluhan patung yang ada di dalam rumah tersebut menjadi tak terawat. Setidaknya ada puluhan patung yang berjejer rapi di tiga ruangan berbeda khusus untuk peribadatan. Semuanya selalu dipelihara oleh Mak Windi.
Tak cuma menjaga rumah, Windi juga tak pernah berhenti menghidupkan ruang altar keluarga. Dia juga tahu bahwa dalam kepercayaan Tionghoa, orang yang sudah meninggal harus selalu diberi sesajen tiap awal dan akhir bulan.
Di dalam rumah yang juga pernah difungsikan sebagai vihara tersebut, Mak Windi hidup berdampingan dengan puluhan patung dewa dan patung Budha. Dia bersama suami menempati sebuah ruangan kecil berukuran sekitar 9x3 meter, di sudut bangunan yang diperkirakan berusia ratusan tahun itu.
"Saya makan sehari-hari dapat kiriman dari anak saya yang bekerja sebagai PNS di Pati. Kesehariannya ya begini, bersih-bersih dan memasak buat saya dan suami," pungkasnya. (dtc)