Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisniadaily.com - Medan. Merespon aksi pemogokan total angkutan kota konvensional di Medan pagi ini (Rabu, 13/12/2017) yang menyebabkan ribuan warga menumpuk terlantar di pinggir-pinggir jalan raya, Pemerintah Kota Medan mengerahkan "pasukan"-nya yakni Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP.
Seperti pemandangan yang diamati medanbisnisdaily.com di kawasan Padang Bulan di Jalan Djamin Ginting, Medan, pada pukul 08.20I WIB, dengan kenderaan pick up yang mereka kendarai, warga yang terlantar diangkut untuk diantarakan. Walau hanya pada jarak tertentu.
"Hanya sampai Pajus (Pajak USU) ini, bu, naiklah kalau ibu mau sampai situ," kata petugas Satpol PP yang mengendarai kenderaan pick up, Arief Rahman.
Sejumlah mahasiswa kemudian mengejar dan melompat naik ke mobil pick up tersebut. Di antaranya adalah perempuan. Sebelumnya sekitar delapan orang ibu sudah menumpang di dalam. Mereka bahkan rela menggelantung.
Walau jumlahnya sudah berkurang, penumpukan warga calon penumpang angkot masih terjadi. Petugas kepolisian beserta Dinas Perhubungan terlihat bersiaga melakukan pengamanan.
Mogok total angkot konvensional dilangsungkan perusahaan-perusahaan dari 17 merek di Kota Medan. Diantaranya adalah Rahayu (RMC), KPUM, Mars, Morina, Mini Wampu, Nasional, Medan Bus dan sebagainya.
"Kami meminta pemerintah menegakkan Kepmen 108/2017 yang mengatur taksi online. Jika tidak, kami akan terus mogok," kata Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (ORGANDA) Kota Medan, Jaya Sinaga, menjelaskan alasan pemogokan angkot.