Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington. Di tengah meningkatnya ketegangan terkait senjata nuklir dan rudal Korea Utara (Korut), pemerintah Amerikat Serikat menyatakan siap berdialog dengan negeri komunis itu tanpa prasyarat. Meski begitu, AS tetap bertekad untuk memaksa Korut menghentikan program senjata nuklirnya.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, pintu untuk perundingan dengan rezim pemimpin Korut, Kim Jong-Un tetap terbuka.
"Kami siap untuk mengadakan pertemuan pertama tanpa prasyarat," kata Tillerson dalam pertemuan forum kebijakan Atlantic Council, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/12).
"Tidak realistis untuk menyatakan bahwa kami hanya akan berbicara jika Anda datang ke meja (perundingan) dan siap untuk menghentikan program Anda. Mereka sudah terlalu banyak menginvestasikan untuk itu," tutur Tillerson.
Pernyataan Tillerson itu menandai 'melunaknya' sikap Washington terhadap Korut. Presiden AS Donald Trump sebelumnya menegaskan bahwa Kim tak akan dibiarkan menyelesaikan upayanya untuk mengembangkan rudal-rudal balistik antarbenua yang mampu menjangkau wilayah AS.
Sementara itu, pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut para pejabat Korut mengakui tak ingin perang kembali pecah di Semenanjung Korea. Hal ini disampaikan pejabat senior PBB ini usai pulang dari kunjungannya ke Pyongyang.
"Mereka (Korut-red) sepakat bahwa penting untuk mencegah perang," ucap Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Politik, Jeffrey Feltman, kepada wartawan usai melaporkan kunjungannya ke Korut kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Rabu (13/12).
Selama di Pyongyang, Feltman bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-Ho dan Wakil Menteri Luar Negeri Korut Pak Myong-Kuk. Kunjungan Feltman ini menjadi kunjungan pejabat tinggi PBB pertama sejak tahun 2011 lalu.
Namun pihak Korut tidak menawarkan proposal konkret untuk berunding. Tidak ada juga kesepakatan digelarnya pertemuan lanjutan.
Feltman menuturkan, dirinya sempat mengatakan kepada pihak Korut bahwa kunjungannya ini seharusnya dipandang sebagai 'permulaan' dari pertemuan-pertemuan selanjutnya. (dtc)