Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Novel Baswedan berkata sudah memaafkan pelaku penyerang teror air keras kepadanya. Menurutnya dengan memaafkan, akan membawa kebaikan sendiri kepada dirinya.
"Jadi kalau saya memaafkan, saya jadi berbuat baik, seperti yang tertulis di Alquran, ini jadi membuat saya mendapat semangat. Oleh karena itu saya memaafkan, karena ini membawa kebaikan untuk saya," ucap Novel Baswedan.
Penyidik senior KPK ini menyampaikannya via video conference di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (13/12). Novel sendiri masih berada di Singapura untuk menjalani perawatan terhadap matanya.
Dalam acara ini juga dilakukan diskusi buku soal perjalanan hidup Novel yang ditulis Zaenuddin HM, berjudul 'Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya'. Hadir pula pengamat politik LIPI Mochtar Pabottingi, aktivis HAM Haris Azhar, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, serta Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.
Novel kemudian menyampaikan prinsipnya, sebaik-baik orang adalah yang memberi maaf. Novel berkata ingin lebih fokus kepada apa yang akan dilakukannya di masa depan. Bukannya malah menuntut dan ingin membalas.
"Saya ingin fokus pada apa yang saya lakukan nanti. Kalau saya tidak mau move on, hanya berkutat pada menuntut, membalas, itu nggak menguntungkan," kata Novel.
Suami Rina Emilda ini juga yakin peristiwa yang menimpanya adalah hal yang baik dati Tuhan. Setiap hal yang terjadi berasal dari Tuhan. Jadi jika direspons buruk, maka akan menghadirkan kebutuhan. Sebaliknya, jika direspons baik, maka akan membawa kebaikan pula. Fia juga mengingatkan, setiap perjuangan, apalagi pemberantasan korupsi, pasti harus ada pengorbanan yang dilakukan.
"Kalau kita membawa semuanya ke dalam hati pasti suatu saat akan lelah, kita akan jatuh nantinya. Tapi kalau kita ikhlas, niat karena Allah, dan amal ibadah, maka kita tidak perlu risau, tidak perlu khawatir. Kita harus sadar segala sesuatu terjadi karena Allah. Bukan karena penyerang hebat, tapi ini karena kehendak Allah," ujarnya.
Novel Baswedan mengalami teror penyiraman air keras pada 11 April 2017 seusai melaksanakan salat subuh di dekat kediamannya. Sejak saat itu, Novel berada di Singapura untuk menjalani perawatan terhadap kedua matanya yang terluka akibat air keras.
Sementara itu, Polda Metro Jaya, yang menangani kasus ini, baru merilis dua sketsa wajah baru terduga pelaku yang terlibat teror penyerangan terhadap Novel. Sebanyak 167 personel kepolisian dikerahkan untuk mengusut kasus ini. Bahkan nomor hotline juga dibuka bagi masyarakat yang memiliki informasi mengenai identitas keduanya. (dtc)