Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Semarang. Seorang balita meninggal dunia akibat Difteri di RSUP dr Kariadi Semarang. Hingga kini, masih ada 2 pasien Difteri yang dirawat di rumah sakit tersebut.
"Dua hari lalu ada 2 rujukan pasien. Dari RSI Kendal domisilinya Kabupaten Batang, perempuan 6 tahun 2 bulan. Kemudian laki-laki 15 tahun kiriman Demak," kata Hapsari di RSUP dr Kariadi Semarang, Rabu (13/12/2017).
Meski demikian dua pasien tersebut masih difteri ringan dan bisa ditolong dengan penanganan di ruang isolasi dan prosedur lainnya. Saat ini keduanya berada di ruang isolasi Bangsal Anak.
"Keduanya sudah Difteri. Kriteria Difteri yang perempuan tadi di tonsil, amandel. Yang laki-laki di faring, tenggorokan. Difteri ringan," ujarnya.
Saat dua pasien tersebut datang haris Senin lalu, pihak rumah sakit langsung menghubungi Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mendapatkan antibiotik yang tidak dijual bebas.
"Keduanya masih dirawat, kondisi baik. Tinggal memberikan antibiotik selama 10 hari. Pengecatan atau mencari kuman difteri selama dua kali, baru boleh keluar dari isolasi," terang Hapsari.
Dalam dua kasus tersebut, pasien anak perempuan sudah menjalankan vaksinasi lengkap sehingga difteri yang diderita ringan dan bisa segera diobati. Namun untuk pasien laki-laki ada vaknisasi yang terlewat.
Hapsari juga mengimbau agar orang-orang terdekat seperti keluarga atau teman yang sering berkomunikasi agar meminta antibiotik agar tidak tertular.
Untuk diketahu, selain 2 pasien tersebut ada 1 balita berusia 4 tahun yang meninggal akibat Difteri. Anak asli Kabupaten Kendal tersebut sudah dalam keadaabn yang parah saat dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang hari Selasa (12/12) malam kemarin.
Berbagai upaya sudah dilakukan pihak rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong karena saluran pernafasannya tertutup. Bocah tersebut tutup usia pukul 02.00 WIB dini hari tadi. (dtc)