Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Data ekonomi Indonesia sampai kuartal III-2017 menunjukan perbaikan, di mana pertumbuhan ekonomi berada di level 5,06% yang ditopang oleh ekspor yang meningkat ke 17%, investasi ke 7%.
Bank Dunia menyebutkan, kondisi perekonomian Indonesia akan terus membaik seiring membaiknya perekonomian global yang meskipun masih ada beberapa risiko yang memiliki dampak cukup kuat, seperti kebijakan proteksionisme dan perpajakan Amerika Serikat (AS), perekonomian China, hingga geopolitik.
Lalu apakah ekonomi Indonesia berpotensi alami krisis lagi?
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander melihat, berdasarkan data-data yang ada sekarang, tidak ada potensi yang mendorong Indonesia jatuh lagi ke dalam krisis moneter maupun keuangan.
"Saya masih positif, kami ekspektasi ekonomi global akan membaik, karena belajar dari krisis 10 tahun lalu, jadi Indonesia lebih siap sekarang," kata Frederico di Energy Building, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Tingkat inflasi Indonesia, kata Frederico juga masih terjaga di level yang rendah dari asumsi dalam APBNP-2017. "Sektor korporasi di Indonesia utangnya juga membaik, makro ekonomi sangat kuat," tambahnya.
Meski demikian, Frederico mengingatkan pemerintah Indonesia untuk tetap memperbaiki perencanaan dalam setiap kegiatan kinerja ke depannya. Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia juga harus tetap mewaspadai kebijakan normalisasi yang dilakukan oleh The Fed.
Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,25% sampai 1,5%. The Fed juga menyampaikan proyeksi ke depan, di mana akan tetap menaikkan sebanyak tiga kali untuk masing-masing di 2018 dan 2019.
"Saya rasa yang harus diantisipasi adalah dampak dari normalisasi The Fed, tapi saya katakan ekonomi sangat stabil," tukas dia. (dtc)