Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Karanganyar. Jauh dari keramaian, sunyi, tanpa listrik dan tanpa tetangga. Begitulah gambaran rumah yang dihuni Budiyanto (34) bersama istri dan 2 anaknya di dalam hutan Dukuh Wirun, Desa Plesungan, Karanganyar. Mengapa dia memilih melakukan itu?
Rumah tersebut berada sekitar 1 km dari kantor Desa Plesungan. Untuk menuju rumahnya harus melewati jalan terjal berbatu. Jalan tersebut biasanya hanya dilewati mobil ataupun truk pengangkut pasir dan batu.
Budiyanto sekeluarga tinggal di rumah kayu yang dibuat seperti rumah panggung berukuran 2x3 meter. Untuk masuk ke dalam rumah, mereka harus naik menggunakan tangga. Bagian dalam rumah hanya digunakan sebagai tempat tidur. Sedangkan bagian luar rumah digunakan untuk memasak dan menjemur pakaian.
Budiyanto tinggal bersama sang istri, Marmi (36) dan dua orang anaknya, Kharisma Ayu Soraya (10) dan Redi Gaby Hidayah (9).
Saat detikcom menyambangi rumah tersebut, Jumat (15/12/2017), Marmi dan kedua anaknya menyambut dengan ramah. Saat itu suaminya tengah bekerja mengumpulkan rosokan di perumahan warga.
Dia mengaku kebutuhannya sehari-hari dapat tercukupi dengan normal. Untuk makan, dia biasanya keluar dari hutan untuk membeli sayur masak.
"Kalau nasi sama air masak sendiri pakai kayu. Kayunya cari di sini banyak. Kalau air ambil di sendhang (sumur). Makan sehari ya tiga kali," ujar dia.
Untuk penerangan pada malam hari, mereka menggunakan lampu yang dialiri listrik dari aki sepeda motor milik Budiyanto. Ketika habis, tenaga aki kemudian diisi ulang.
Selang beberapa menit mengobrol dengan Marmi, Budiyanto pun tiba dengan sepeda motornya membawa rosokan yang dia cari. Rosokan kemudian ia taruh di dalam karung dan siap untuk disetor kepada pengepul.
Budi kemudian menghampiri wartawan dan ikut mengobrol. Dia menceritakan bahwa mereka sebenarnya memiliki rumah di Desa Kragan, Gondangrejo. Namun karena suatu masalah dengan keluarga istrinya, ia memilih pergi dari rumah.
"Awalnya hanya saya yang pindah. Tidurnya di jalanan hutan ini, cuma bawa mantol buat tidur. Untungnya jarang masuk angin," ungkap Budi.
Menurutnya, rumah di hutan tersebut dibangunkan oleh Kepala Desa Plesungan dan boleh dia tempati bersama keluarganya. Sedangkan rumah mereka di Kragan saat ini kosong tak ditempati. (dtc)