Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bogor. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian membongkar penyebab produktivitas pertanian yang sampai saat ini masih rendah, baik sektor perkebunan, maupun sektor lainnya.
Hal itu diungkapkan saat menjadi pembicara kunci dalam acara Munas Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor, di IPB International Convention Center, Sabtu (16/12).
Darmin menyebutkan, penyebab utama rendahnya sektor perkebunan seperti sawit, karet, kelapa, kakao di Indonesia lantaran tidak dilakukannya peremajaan.
"Kita hanya tidak pernah mengurusi itu selama ini, itu (peremajaan) saja persoalannya, ini akan terus menerus berjalan, baru 25 tahun selesai harus diremajakan," kata Darmin.
Dia mencontohkan, produktivitas kebun kelapa sawit di Indonesia saat ini hanya sekitar 5,5 ton sampai 6 ton per hektar, sedangkan negara maju seperti Jepang sudah mencapai 8 ton sampai 9 ton per hektar. Bahkan, lanjut dia, produktivitas perkebunan kelapa sawit milik rakyat di Indonesia sangat kecil, hanya mampu 2,5 ton sampai 3 ton per hektar.
Persoalan tersebut, kata Darmin, saat ini tengah dibenahi dengan transformasi yang dilakukan pemerintah. Dari data yang ada, luas lahan sawit di Indonesia sekitar 11 juta hektar, di mana 4,1 juta hektar milik masyarakat. Untuk lahan pertanian pangan luasnya sekitar 8 juta hektar. Namun, jika secara total lahan perkebunan di Indonesia sekitar 26 juta sampai 27 hektar.
"Hasilnya produktivitas lebih kurang separuh, atau kurang dibanding produktivitas perusahaan besar, karena tidak adanya replanting," tambah dia.
Darmin menegaskan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk melakukan peremajaan kelapa sawit, dengan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendesain ulang sistem transmigrasi, kemudian pelaksanaan perkebunan besar salah satunya kemitraan yang mewajibkan perusahaan memberikan 20% dari total lahan perkebunannya untuk mitra.
"Ini semua dilakukan ini pekerjaan long life, artinya enggak akan pernah kalau hitung kelapa sawit rakyat 4 juta hektar kalau 25 tahun diremajakan kita harus bisa 185 ribu hektar setahun karena rakyat 2 juta hektar kita harus bisa meremajakan 165 ribu hektar setahun," tukas dia.(dtf)