Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Ankara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali melontarkan kritikan untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Erdogan menyebut keputusan Trump itu seperti 'bom' yang dilemparkan ke kawasan Timur Tengah.
Dalam pernyataan terbaru yang disampaikan saat membuka jalur kereta bawah tanah baru di Istanbul, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/12), Erdogan menegaskan umat muslim tidak akan pernah menerima pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"(Keputusan AS seperti) Bom baru yang dilemparkan ke pangkuan Timur Tengah," sebut Erdogan dalam pernyataan terbarunya.
Erdogan kembali menegaskan tudingannya bahwa Israel adalah 'negara teror' karena perlakuannya terhadap Palestina. "Berusaha menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota negara teror bukan situasi yang bisa diterima muslim," imbuhnya.
Lebih lanjut, Erdogan mendorong umat muslim dunia untuk mengambil langkah yang lebih tegas atau menghadap konsekuensi.
"Keputusan Yerusalem menjadi pertanda operasi baru yang menargetkan dunia Islam. Jika muslim gagal menunjukkan reaksi-reaksi dalam kerangka hukum yang diperlukan untuk menghadapi isu ini, percaya pada saya bahwa akan ada lebih banyak lagi yang muncul," ucapnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, Erdogan menyatakan Turki sedang mengupayakan sejumlah langkah di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menganulir keputusan AS soal Yerusalem. Langkah ini tergolong tidak mudah karena AS yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB memilik hak veto, yang berarti setiap langkah melawan mereka akan bisa diblok.
"Kami akan mengupayakan anulir untuk keputusan yang tidak adil ini, pertama di Dewan Keamanan PBB dan jika veto muncul di sana, maka ke Majelis Umum," ucap Erdogan kepada kerumunan warga Turki di Konya. "Tidak ada negara di dunia ini yang berada di atas hukum internasional," imbuhnya.
Pada Rabu (13/12) waktu setempat, Erdogan memimpin Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) yang pada pernyataan akhirnya menyatakan Yerusalem Timur -- yang kini diduduki Israel -- sebagai ibu kota negara Palestina.
OKI juga menyerukan kepada negara-negara dunia untuk ikut mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Namun dalam pertemuan itu, negara-negara OKI tidak menyepakati sebuah langkah konkret atau sanksi khusus untuk AS maupun Israel. (dtc)