Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah akan kembali menurunkan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 9% menjadi 7%. Rate bunga yang baru itu rencananya akan berlaku pada tahun depan.
Meski turun 2%, namun subsidi bunga KUR rata-rata naik hanya 1%. Adapun KUR Mikro naik 1% dari 9,5% menjadi 10,5%, KUR Ritel naik 1% dari 4,5% menjadi 5,5%, dan KUR Penempatan TKI naik 2% dari 12% menjadi 14%.
Meski begitu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Suprajarto mengatakan pihaknya siap untuk menyalurkan KUR dengan bunga baru tersebut di tahun depan.
"Kami sudah siap, enggak masalah," tuturnya di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (17/12).
Menurut Suprajarto, BRI siap untuk mengantisipasi penurunan bunga KUR tersebut agar tidak menggerus laba. Tentu pihaknya akan melakukan berbagai upaya efisiensi seperti dengan meningkatkan dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA)
"Ya kami harus efisiensi, kemudian cari interest saving yang murah, CASA akan ditingkatkan," terangnya.
Namun sayangnya, Suprajarto mengaku tak bisa mengungkapkan target peningkatan CASA di tahun depan. Sebab Rencanan Bisnis Bank (RBB) 2018 masih dalam tahap penggodokan.
"Karena kan RBB harus disetujui oleh OJK dulu," imbuhnya.
Sementara untuk efisiensi, pihaknya akan meningkatkan digital banking. Dengan begitu biaya operasional akan lebih murah.
"Jadi banyak, proses loan, yang tadinya manual orangnya banyak, kertas banyak, kami launching digital. Itu kan otomatis produktivitas tinggi, orangnya sedikit, kertas tidak ada, biaya operasional juga lebih murah," tukasnya.
Sekadar informasi, pemerintah selain menurunkan bunga KUR, plafon atau anggaran KUR untuk 2018 juga naik menjadi Rp 120 triliun atau lebih besar dari tahun ini yang sebesar Rp 106,6 triliun. (dtf)