Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pandan. SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng) seakan tak bosan mengukir prestasi sekaligus mengharumkan nama Tapanuli Tengah (Tapteng) berhasil memboyong 15 medali pada Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2017, salah satu even kompetisi sains internasional di Taiwan, 8-10 Desember 2017.
Dalam lomba tersebut, SMA Matauli mengirimkan dua tim dengan 2 karya berbeda, yakni AVOTEAMAN atau Avocafo Tea Many Benefits (biji alpukat jadi teh) dengan anggota tim 5 orang, yaitu Afgha Satria Prayoga, Jossy Zareza Tanjung, Kristian Anugrah Notatema Gea, Salman Raihan Sinulingga, dan Zidan Dzulyadain. Tim ini berhasil meraih 1 medali emas, 2 special awards dari Thailand, dan 3 best invention international dari Hongkong.
Tim CHAS atau Corncob Hand Sanitizer (bonggol jagung jadi pencuci tangan anti septik) yang terdiri dari 4 orang, yakni Andrea Jonsius Manurung, Tiara Jamil Kharisma, Emila Fadillah Hutagalung, dan Mutiah Holil Nasution, berhasil meraih 4 medali emas, dan 5 special awards dari Korea.
Zidan Dzulyadain dari Tim AVOTEAMAN yang menjadi perwakilan rekan-rekannya kepada medanbisnisdaily.com, Senin (18/12/2017), mengatakan, keberhasilan mereka dalam meraih gelar juara di ajang kompetisi internasional bergengsi itu masih belum memuaskan dan tidak menjadi suatu kebanggaan buat mereka
"Walau kami sudah meraih beberapa medali di ajang kompetisi ini, tapi kami masih belum merasa puas. Sebab, masih banyak yang harus kita raih. Kami masih butuh didikan dan bimbingan dari sekolah, agar kami bisa terus meraih keberhasilan. Untuk itu kami akan terus berupaya untuk lebih bagus lagi ke depannya," ujarnya
Ia menambahkan, keberhasilan dan prestasi yang mereka raih merupakan dorongan niat dan dukungan sekolah yang selalu mendidik mereka, serta disertai doa orang tua..
"Keberhasilan yang kami raih itu berasal dari niat kita dulu, ditambah dorongan dan dukungan sekolah yang senantiasa terus mengajari dan mengasah otak kami supaya mendapatkan keberhasilan, dalam hal ini kami sangat berterima kasih sebesar-besarnya kepada para guru dan terlebih kepada kepala sekolah kami, bapak Murdianto, yang tiada hentinya mendidik kami. Tanpa mereka kami tidaklah ada apa-apanya," katanya.
Senada juga disampaikan oleh Tiara Jamil Kharisma, perwakilan Tim CHAS. Menurutnya, prestasi yang mereka raih bukan merupakan suatu kesuksesan, melainkan menjadi motivasi dorongan kuat untuk lebih bergiat belajar, serta berharap ke depan mereka dapat lebih meningkatkan prestasi mereka dan mengharumkan nama sekolah, bangsa dan negara serta tentunya membanggakan orang tua.
"Apa yang sudah kami raih itu tidak membuat kami bangga, tetapi membuat kami semakin lebih bergiat untuk terus belajar dan belajar. Harapan kami akan terus menciptakan karya-karya lainnya. Kami akan terus berusaha, kami ingin mengharumkan nama sekolah kami ini, bangsa dan negara, dan tentunya membanggakan orang-orang tua kami," cetusnya.
Saat ditanya, darimana mereka memperoleh ide dari karya ilmiah yang mereka tampilkan, kedua siswa ini mengaku memperoleh ide untuk meneliti biji alpukat menjadi teh dan bonggol jagung sebagai pencuci tangan anti septik, dari hasil diskusi dengan rekan-rekan timnya, lalu mencoba melakukan penelitian dengan bimbingan para guru. Yang mana hasilnya ternyata cukup memuaskan dan menjadi salah satu penemuan yang cukup menarik perhatian para juri pada ajang KIDE 2017.
Kepala SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Murdianto mengaku sangat bangga atas keberhasilan para siswanya. Sebab prestasi kali ini tak hanya mengharumkan nama daerah, tapi sudah mengharumkan nama bangsa dan negara.
"Terima kasih kepada seluruh siswa. Kami berharap, prestasi ini menjadi motivasi bagi para siswa lain untuk mampu melahirkan prestasi-prestasi lainnya, baik diajang lokal daerah, provinsi, nasional atau internasional seperti yang diraih saat ini," pungkasnya.