Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bandung. Penderita virus HIV/Aids masih tinggi. Sepanjang tahun 2017 saja, penderita HIV dan Aids di Jawa Barat mencapai angka sekitar 37 ribu.
"Data tersebut yang tercatat selama tahun 2017 ini. Kita dapat dari Dinas Kesehatan yang mendapat laporan dari klinik, puskesmas dan rumah sakit di Jabar," ucap Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Provinsi (KPAP) Jabar Dady Iskandar usai membuka kegiatan workshop jurnalis di Hotel Karang Setra, Jalan Bungur, Kota Bandung, Rabu (20/12/2017).
Dady menyebut jumlah tersebut hanya yang terlihat di permukaan atau yang tercatat oleh klinik dan rumah sakit. Ia memperkirakan jumlah yang tak terdata cenderung lebih besar.
"Di bawah mungkin lebih banyak. Karena tidak semua orang yang HIV itu mengaku. Seolah-olah menganggap aib, jadi dirahasiakan," katanya.
Dady menuturkan jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jumlah yang ada di setiap daerah di Jabar. Masing-masing daerah, kata dia, memiliki jumlah penderita yang beragam.
"Tetapi dari pemantauan, paling banyaknya dari Kota Bandung. Lalu Indramayu dan Kota Bekasi juga cukup banyak," katanya.
Menurut Dady, orang dengan HIV aids (ODHA) ini rata-rata merupakan usia produktif dari usia 20 sampai 40 tahun. Kebanyakan, sambung dia, mereka terkena virus melalui jarum suntik.
"Kebanyakannya terkena melalui jarum suntik. Kalau orang lagi sakau, dia enggak akan lagi melihat itu jarum suntik bekas siapa, jadi dia asal pakai saja," tandasnya.
Upaya terus dilakukan KPAP Jabar guna menekan jumlah penderita lebih banyak lagi. Pihaknya fokus menekan dengan cara mencegah sejak awal.
"Kita tidak hanya di hilir tapi di hulu. Intinya kita harus pencegahan. Tidak harus pengobatan karena harganya juga mahal," katanya. (dtc)