Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pedagang di Pasar Blok G Tanah Abang kesal karena dagangannya semakin sepi dengan hadirnya PKL alias pedagang kaki lima. Mereka mengeluh, karena PKL tak harus mengeluarkan biaya untuk sewa tempat, sedangkan pedagang di Blok G harus bayar jutaan.
Salah satu pedagang di kios Pasar Blok G, Yeni mengeluh kiosnya akan semakin sepi dengan hadirnya PKL di trotoar dan jalan depan Tanah Abang.
"Jalanan nanti menuju ke lapak saya akan sulit karena padat kan, para penumpang yang dari stasiun itu turun semua di sana (tempat PKL) sementara saya bayar lapak disini 1 tahun Rp 10 juta," ungkap Yeni kepada detikFinance, Jumat (22/12/2017).
Reza, penjual di kios yang lain juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengatakan, produk yang dijual PKL lebih murah karena tidak dibebankan biaya sewa.
"Di bawah ramai sekali, bahkan ada yang nawarin kaos Rp 100/3, di sini harga kaos kisaran Rp 50 ribu 1 potong. Gimana enggak pada kabur (konsumen)," ungkap Reza.
Salah satu PKL bernama Adri mengatakan, mereka mendapatkan lapak berjualan dengan cuma-cuma alias gratis.
"Saya enggak bayar sepeser pun. Saya dikasih fasilitas tenda, tidak ada listrik. Hanya diberikan fasilitas untuk bongkar bangun," ujar Adri, PKL yang berjualan celana.
"Saya didata sama pihak kecamatan, saya mengiyakan," lanjut Adri.
Sementara itu, PKL yang berjualan daster dan pakaian wanita, Rizal mengatakan, dia memilih jadi PKL karena tak mampu membayar kios.
"Lapak yang di pasar tanah abang itu nggak terjangkau, jadi saya pilihnya PKL. nggak mampu," tuturnya.
Rizal sebelumnya berjualan di Jatibaru. Dia mendapatkan tawaran dari kecamatan untuk berjualan di depan Stasiun Tanah Abang hari ini. (dtc)