Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pengembang perumahan menyarankan agar suku bunga kredit konstruksi mengalami pelonggaran dari saat ini yang berada dikisaran 12% menjadi 9%.
Penurunan bungan kredit konstruksi diharapkan bisa menggenjot realisasi program sejuta rumah pada tahun depan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan, saat ini perbankan memiliki peluang untuk melonggarkan suku bunga kredit konstruksi, lantaran suku bunga acuannya BI 7 Days Reverse Repo Rate saat ini tertahan di 4,25%.
"Sekarang kan BI Rate-nya 4,25%. Bunga konstruksi masih 12%. Semestinya bisa turun dong. Nah karena dengan masih berdirinya di angka 12% si bank terlalu hati hati," kata pria akrab disapa Eman kepada wartawan di Jakarta.
Selain itu, sambung dia, penurunan bunga kredit untuk sektor rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa dilakukan karena risiko di sektor ini lebih rendah ketimbang sektor properti lainnya.
MBR yang membeli rumah, kata dia, adalah mereka yang baru pertama kali membeli rumah. Sehingga keuangannya fokus pada pembiayaan rumah tersebut. Dampaknya, mereka lebih disiplin dalam melakukan pembayaran cicilan kredit pemilikan rumah.
"Saya denger katanya ada data NPL di MBR itu justru kecil kan dibandingkan non MBR. nah kenapa tidak bisa lebih kecil (bunga kredit kosntruksinya) gitu kan. Kan semakin sehat, bunganya bisa lebih kecil," ujarnya.
Eman juga berpendapat bahwa semestinya perbankan bisa lebih berpihak pada pengembang yang membangun rumah murah bagi MBR.
"Harus ada keberpihakan dari apakah perbankan, apakah pemerintah, kepada pengembang-pengembang yang membangun rumah MBR sehingga tingkat beban bunganya harusnya lebih diperkecil apalagi NPL-nya kecil kan," terang Eman.
"Misalnya gini, bunganya 12%, untuk keseluruhan pengembang mau komersial maupun enggak sama-sama harus 9% dong. Nah on top of date yang pengembang yang MBR harus lebih dikecilin lagi berdasarkan keberpihakan tadi," sambungnya.
Bahkan menurutnya, lebih bagus lagi jika perbankan bisa melonggarkan suku bunga kredit konstruksi ke kisaran 6%-7%. "Karena beban bunganya akan mengecil itu otomatis kemampuan dia untuk memproduksi (rumah) lebih gede," jelasnya.
"Iya itu otomatis sudah bisa kelihatan. Jadi saya kira kita tetap berharap bahwa pemerintah bisa memerhatikan masalah seperti itu," tambah Eman. (dtf)