Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut sepanjang tahun 2017 peristiwa kejahatan meningkat. Salah satu kejahatan yang meningkat adalah kontak senjata di Papua dan operasi Tinombala di Poso.
"Data empat kejahatan berimplikasi kontingensi (ketidakpastian keamanan). Ini maksudnya kasus yang berkaitan dengan konflik sosial. Misalnya kontak senjata naik dari 10 kasus pada tahun lalu, menjadi 34 kasus. Ini seperti di Poso, Operasi Tinombala dan Papua," kata Tito, di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (29/12).
Kejahatan berakibat pada potensi gangguan keamanan yang terjadi di tahun 2017 berjumlah 104 kejadian. Jumlah tersebut meningkat 18% dari tahun 2016 sebanyak 88 kejadian.
Sementara itu penyerangan terhadap Mako Polri juga mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 11, naik menjadi 14 kasus di tahun 2017. Terutama juga terjadi di Papua.
"Penyerangan Mako naik dari 11 ke 14 kasus. Ini terutama terjadi karena terorisme dan kasus di Papua," ujarnya.
"48 Kejadian atau 47% dari seluruh kejahatan berimplikasi kontingensi tahun 2017 terjadi di Polda Papua, terdiri atas 34 kontak senjata, 12 bentrok massa, 1 penyerangan Mako Polri, dan 1 kejadian unjuk rasa anarkis," sambungnya.
Ada pula yang mengalami penurunan. Bentrok massa mengalami penurunan dari sebelumnya di 2016 sebanyak 60, menjadi 49 kasus di tahun 2017. Sementara itu unjuk rasa anarkis stagnan sebanyak 7 kasus di tahun 2017.
"Peningkatan terjadi pada kejadian kontak senjata dan penyerangan Mako Polri, sedangkan kejadian bentrok massa mengalami penurunan," kata Tito. (dtc)