Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta polemik berkaitan dengan surat pakta integritas kontrak politik Deddy Mizwar dihentikan. PKS juga diminta menghargai surat pakta integritas tersebut.
"Saat ini saling menghormati saja sikap PKS dan Demokrat, polemik stop. Tahun baru dimulai dengan nalar dan akal sehat, jalan masih panjang," cuit Andi Arief dalam akun Twitter-nya @andiarief__ dikutip, Senin (1/1).
Awalnya, Andi mengungkit dua calon gubernur yang diusung PKS dan Demokrat di Pilkada NTT dan NTB. Dua calon yang diusung adalah Benny K Harman sebagai cagub NTT dan Zulkieflimansyah sebagai cagub NTB.
"Di NTT PKS usung Beni KH cagub pasti dukung capres/cawapres Demokrat 2019. Tapi Zulkieflimansyah tidak kontrak apa-apa dengan Demokrat cagub di NTB," kata Andi.
Menurut Andi, surat yang disebar Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid itu membuktikan keseriusan Deddy Mizwar. Surat tersebut juga inisiatif Deddy Mizwar tanpa ada paksaan.
"Pakta integritas yang dishare Pak HNW (Hidayat Nur Wahid) inisiatif Demiz, menunjukkan keseriusan. Demokrat punya form pakta integritas yang jauh berbeda," ucap Andi.
Selain itu, Andi menilai Demokrat tak pernah kalah dalam mengusung kandidat mulai 2004 hingga 2014. Apalagi Demokrat juga ingin menang dalam Pilpres 2019.
"Partai Demokrat ingin menang di Pilpres 2019. Nah siapa yang sudah tahu pemenangnya. Jokowi? Siapa yg bilang pasti menang? Juga Prabowo," cuit Andi.
"Sejak pilpres pilihan rakyat 2004 - 2014, Partai Demokrat satu-satunya yang tidak pernah kalah saat usung kandidat. Dua kali usung, dua-duanya menang," imbuh Andi. (dtc)