Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisis - Palembang. Proyek pembangunan pelabuhan Tanjung Carat di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Api-Api di Banyuasin, Sumatera Selatan, ditargetkan rampung dan dapat operasi pada Juli mendatang. Saat ini, progres pembangunan pelabuhan diketahui telah mencapai 67 persen.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Nasrun Umar mengatakan keberadaan pelabuhan Tanjung Carat merupakan proyek yang menjadi atensi khusus dari Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Di mana pelabuhan yang memiliki luas 2.200 hektare ini diklaim berada di daerah strategis.
"Pembangunan KEK Tanjung Api-Api memang berada di wilayah strategis, baik daerah penghasil batu bara, kelapa sawit dan karet terbesar di Indonesia. Jadi saat rampung nanti akan menjadi pelabuhan strategis dan menguntungkan bagi negara, terutama Sumatera Selatan," kata Narsun, di Kantor Gubernur Sumsel Jalan A Rivai Palembang, Selasa (2/2/2018).
Untuk pengembangan sendiri, pemerintah telah membebaskan beberapa lahan, baik untuk akses jalan dan daerah reklamasi. Mengingat saat ini keberadaan sungai telah mengalami pendangkalan dan harus dilakukan pengerukan.
Pelabuhan Tanjung Carat sendiri telah dinyatakan dalam rapat terbatas bersama Presiden RI, Joko Widodo pada Maret lalu sebagai kawasan ekonomi khusus. Rencana pembangunan ini bahkan telah mendapat pertimbangan teknis dari Distrik Navigas untuk melaksanakan reklamasi dan telah sampai pada tahap finalisasi feasibility study, AMDAL dan masterplan.
"Dalam PP Nomor 51 Tahun 2014 tentang KEK Tanjung Api-Api sudah jelas aturan untuk pengelolaan. Bahkan, beberapa investor telah mengajukan diri dan menyatakan minatnya untuk berinvestasi," sambung mantan Kadishub Sumsel ini.
Adapun perusahaan yang sudah menyampaikan niatnya menjadi invenstor yakni, PT DEX Indonesia, PT Sriwijaya Tanjung Carat, PT Indocoal Internasional, PT Hydro Cipta Energi, Bank Sumsel Babel, PT Indo-Rama Syinthetics, PT PLN, PT Telkom Multi Karya, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Bosawa, PT Alber Multi Kencana dan PT Pupuk Sriwidjaja.
Kehadiran calon investor ini juga menjawab keraguan ada investor yang bersedia terlibat dalam proyek KEK Tanjung Api-Api karena beberapa kendala dalam pembangunan.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah meninjau progres pembangunan di KEK Tanjung Api-Api pada akhir Agustus 2017 lalu. Budi Karya menilai minimnya investor dipengaruhi oleh ke dalam air di sekitar pelabuhan yang hanya mencapai 3 sampai 4 meter dan sulit jika akan dijangkau oleh kapal berkapasitas besar.
"Sekarang memang kedalaman pelabuhan masih 3 sampai 4 meter dan sulit dilalui kapal besar. Untuk mengatasi persoalan saat akan dioperasikan, kita akan melakukan pengerukan hingga mencapai kedalaman 8 meter agar bisa digunakan kapal besar sesuai kebutuhan," kata Menhub.
Selain itu, Menhub juga meminta Pemprov Sumatera Selatan untuk mengebut pengerjaan akses ke pelabuhan. Termasuk melengkapi fasilitas pelabuhan dengan menggaet beberapa investor swasta sebagai pihak ketiga. (dtc)