Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - New York. Amerika Serikat (AS) tengah mengupayakan digelarnya sidang darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) khusus untuk membahas situasi terkini di Iran. AS juga menyerukan kepada dunia internasional untuk bersuara soal unjuk rasa antipemerintah di Iran.
"Rakyat Iran menangis untuk kebebasan. Semua orang yang mencintai kebebasan harus mendukung mereka," ucap Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Rabu (3/1).
Lebih lanjut, Haley menyatakan AS selama beberapa hari ke depan akan mengupayakan digelarnya sidang darurat pada Dewan Keamanan PBB di New York juga pada Komisi HAM PBB yang berbasis di Jenewa, Swiss untuk membahas isu Iran ini.
Sidang dalam forum PBB ini dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan bagi demonstran Iran. Haley menyebut, dunia internasional telah gagal mendukung unjuk rasa reformasi pada tahun 2009 lalu di Iran.
"Kita tidak boleh membuat kesalahan lagi," tegasnya.
Sementara itu, Haley menolak tudingan dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang menuding musuh-musuh Iran ada di balik unjuk rasa besar-besaran sejak Kamis (28/12) pekan lalu. "Kita semua tahu itu jelas omong kosong," sebutnya.
"Unjuk rasa itu jelas-jelas aksi spontan. Mereka nyaris ada di setiap kota di Iran. Ini merupakan gambaran tepat dari rakyat yang ditindas sejak lama, mulai bangkit melawan diktator mereka," imbuh Haley.
"Kebebasan yang diagungkan di piagam PBB kini berada di bawah ancaman di Iran. Puluhan orang tewas. Ratusan orang lainnya ditangkap. Jika sejarah diktator Iran menjadi panduannya, kita bisa memperkirakan lebih banyak penganiayaan menyakitkan beberapa hari ke depan," tandasnya.
Sejauh ini, total 21-22 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan yang dipicu unjuk rasa antipemerintah di berbagai kota Iran sejak Kamis (28/12) pekan lalu. Sedangkan 450 orang lainnya dilaporkan ditangkap di Teheran dalam beberapa hari terakhir. Unjuk rasa ini awalnya dipicu oleh aksi memprotes perekonomian Iran yang memburuk, namun kemudian bergeser menjadi seruan lengsernya rezim pemerintah Iran secara keseluruhan. (dtc)