Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Seoul. Usai dua tahun terputus, komunikasi antara Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara (Korut) kembali terjalin hari ini. Kedua Korea berbicara selama 20 menit dalam komunikasi pertama setelah beberapa tahun terakhir.
Sambungan telepon perbatasan yang ada di desa perbatasan Panmunjom terakhir kali beroperasi pada Februari 2016. Saat sambungan telepon ini masih beroperasi, kedua pihak memeriksanya dua kali setiap harinya. Sambungan telepon ini ditutup saat hubungan kedua Korea memburuk karena pertikaian terkait kompleks industrial Kaesong yang tadinya dikelola bersama namun kini telah ditutup.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Rabu (3/1/2018), sambungan telepon perbatasan atau border hotline antara Korsel dan Korut dibuka kembali pada Rabu (3/1) sore sekitar pukul 15.00 waktu Korut atau pukul 15.30 waktu Korsel. Zona waktu Korsel setengah jam lebih cepat dari Korut.
Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, pihak Korut menghubungi Korsel melalui sambungan telepon perbatasan itu tepat pada waktu yang diumumkan. Pembicaraan berlangsung antara pukul 15.30 hingga pukul 15.50 waktu Korsel.
"Percakapan telepon berlangsung selama 20 menit," sebut seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korsel yang enggan disebut namanya.
Isi percakapan itu tidak diungkap ke publik. Namun sebelumnya Kim Jong-Un mengungkapkan harapannya agar delegasi Korut bisa berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korsel, bulan depan.
Pembukaan kembali sambungan telepon ini diperintahkan langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong-Un yang diumumkan melalui televisi nasional Korut, beberapa jam sebelumnya. Sehari sebelumnya Kim Jong-Un menawarkan untuk berdialog dan menjalin hubungan lebih baik dengan Korsel.
Dalam pidato Tahun Baru pada 1 Januari, Kim Jong-Un menyampaikan pesan bernada melunak untuk Korsel. Selain menyatakan siap berdialog, Kim Jong-Un juga mengindikasikan untuk pertama kalinya, bahwa Korut mempertimbangkan ikut Olimpiade Musim Dingin di Korsel.
Dalam pernyataannya itu, Kim Jong-Un menyebut tujuannya adalah 'mengurangi ketegangan militer di Semenanjung Korea untuk menciptakan lingkungan penuh perdamaian'. Otoritas Korsel menyambut baik pernyataan Kim Jong-Un. Negara ini telah mengajukan tanggal 9 Januari pekan depan untuk menggelar pembicaraan tingkat tinggi dengan Korut.
Korsel dan Korut dipisahkan oleh Zona Demiliterisasi sejak akhir perang Korea tahun 1950-1953 silam. Kedua negara terakhir kali menggelar pembicaraan tingkat tinggi tahun 2015 dalam upaya untuk meredakan ketegangan.
Otoritas Korsel menyambut baik keputusan Korut yang membuka kembali sambungan telepon perbatasan itu, dengan menyebutnya sebagai keputusan yang 'sangat signifikan'. Kepala Sekretaris Pers Kepresidenan Korsel, Yoon Young-Chan, menyebut keputusan ini 'menciptakan lingkungan di mana komunikasi dimungkinkan sepanjang waktu'.
Presiden Korsel Moon Jae-In telah sejak lama mendukung opsi dialog dengan negara tetangganya, Korut. Namun pemerintahan Presiden AS Donald Trump selalu menegaskan rezim Korut harus menghentikan ambisi nuklir sebelum dialog bisa digelar. (dtc)