Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pengusaha memperkirakan akan ada 50 gerai ritel yang tutup tahun ini dengan tujuan mengubah format bisnisnya. Dengan mengubah konsep ini, diperkirakan omzet toko ritel akan naik 30% dibanding sebelumnya.
Perubahan format bisnis yang dimaksud adalah dari ritel biasa menjadi ritel mixed use atau campuran. Di dalamnya bakal banyak fasilitas mulai dari hiburan hingga kuliner.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, dengan mengusung konsep mixed use, peritel bisa memperoleh pendapatan 30% lebih besar ketimbang ritel biasa.
"Jadi bisa ada kenaikan kalau dalam persentase bisa 20%-30% mestinya. Lumayan iya. Sangat berperan (konsep mixed use)," katanya, Kamis (4/1).
Peningkatan pendapatan itu sangat memungkinkan jika peritel memadukan konsep campuran, sebab, konsep tersebut membuat sebuah gerai ritel memiliki sarana hiburan yang biasanya meliputi bioskop dan area permainan. Kemudian area kuliner, semacam tempat makan dan minum ala kafe dan sebagainya.
"Mestinya dengan adanya mixed use kan orang tidak hanya datang berbelanja ya, tapi dia juga bisa kuliner, makan, minum, atau entertain. Mestinya itu akan mendongkrak secara signifikan dari yang hanya toko saja," tambahnya.
Sebelumnya Roy mengatakan, untuk membangun ritel mixed use, membutuhkan modal yang besar. Setidaknya pengusaha harus menyiapkan 3 kali lipat modal lebih besar dibanding ritel biasa.
"Katakanlah contohnya department store itu mungkin bisa sekitar angka Rp 30 an miliar untuk 1 toko. Kalau mixed use bisa 3 kalinya, atau 2-3 kalinya," tambahnya. (dtf)