Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan PDIP menepis tudingan mengimpor putra daerah lain untuk menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara di Pilgubsu 2018. PDIP seperti diketahui, telah mengumumkan nama Djarot Saiful Hidayat menjadi Cagub. Djarot adalah mantan Walikota Blitar dua periode (2000-2010).
Menurut PDIP, isu putra daerah dan bukan putra daerah tidak relevan. "Ini kan Indonesia, berpikir perspektif NKRI maka mendikotomikan putra daerah dan bukan itu tidak relevan," kata Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto, Kamis (4/1/2018) kemarin.
Menurutnya, Djarot adalah sosok politisi yang santun, sederhana, berpengalaman dan tentunya bersih. Kriteria-kriteria ini menurutnya sangat dibutuhkan Sumut yang dua kali kehilangan gubernur karena tersangkut masalah hukum.
Nama Djarot semakin dikenal luas setelah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Setelah Ahok ditahan karena kasus penistaan agama, Djarot kemudian diangkat menjadi gubernur definitif.
Pada Pilgub DKI 2017 lalu, pasangan Ahok dan Djarot bertarung dan kalah dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI yang panas.
Lantas, tidakkah PDIP khawatir sentimen di Pilgub DKI akan juga merambat ke Sumut? "Perdebatan mestinya tidak menyangkut tentang identitas. Kita seharusnya ya mengeliminasi politik identitas, dengan program, yang punya kerja," tutupnya.
Pasca ditetapkan oleh PDIP, beredar beberapa nama yang kemungkinan besar akan mendampingi Djarot sebagai Cagub dan Cawagub. Dua nama terkuat adalah Sihar Sitorus dan Nurhazizah Marpaung.