Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kehadiran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) disambut baik oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Asosiasi internet ini pun dengan tangan terbuka menawarkan bantuan kepada sang Badan Siber.
Seperti diketahui, BSSN belum lama ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo yang sekaligus melantik ketuanya, Djoko Setiadi. Badan Siber ini rencananya akan beroperasi pertengahan Januari 2018.
"APJII sangat mengapresiasi langkah pemerintah membentuk BSSN dan akhirnya menentukan ketuanya. Yang selanjutnya kita harapkan segera terjadi adalah melengkapi struktur organisasi dan memulai fungsi BSSN itu sendiri," kata Ketua Umum APJII Jamalul Izza, Minggu (7/1).
Dijelaskan olehnya, APJII adalah organisasi Indonesia tertua terkait industri internet yang menjadi komponen besar dalam dunia siber. APJII juga merupakan pengelola distribusi nomor internet protocol (IP) yang merupakan salah satu komponen dasar dalam dunia siber.
APJII, masih kata Jamal, merupakan satu-satunya pengelola Indonesia Internet Exchange (IIX) yang simpulnya ada di belasan kota besar di Indonesia. Dengan hal-hal ini, APJII dapat berkontribusi banyak terhadap keamanan siber Indonesia dengan bersinergi bersama BSSN.
"Harapan APJII terhadap struktur organisasi BSSN adalah struktur yang bisa mengakomodasi peran semua pihak (pemerintah dan non-pemerintah) yang memang terkait secara tupoksi siber dalam struktur resmi BSSN," lanjut Jamal.
Misalnya, kata dia, APJII siap berkontribusi dalam struktur BSSN secara intensif karena tugas pokok dan fungsinya yang terkait dengan mewadahi seluruh penyelenggara telekomunikasi, mengelola distribusi nomor protokol internet, dan mengelola Indonesia Internet Exchange.
"Ini bukan berarti BSSN harus memasukan seluruh multi stakeholders ke dalam struktur, tapi sebaiknya dilakukan secara terbatas dan prioritas pada stakeholders yang memang benar-benar terkait," katanya.
Partisipasi multi stakeholders (secara terbatas) dalam struktur organisasi BSSN diyakini APJII akan semakin memperkuat BSSN itu sendiri.
Ancaman Siber di Indonesia
Menurut Jamal, keamanan siber di Indonesia saat ini masih sangat kurang dimonitor atau dijaga, apalagi dilakukan penanganan ketika ada serangan siber. Hal itu terbukti dengan 205 juta serangan siber yang tercatat ID-SIRTII hingga November 2017 lalu.
"Ibaratnya pos-pos perbatasan siber Indonesia saat ini tidak ada penjaganya. Terlebih lagi keamanan di dalam wilayah siber Indonesia itu sendiri yang juga belum dilakukan oleh siapapun," kata dia.
"Hal inilah yang kami rasa akan menjadi tugas utama BSSN itu sendiri. Ibaratnya, BSSN akan menjadi matra ke empat dari pertahanan dan keamanan kita setelah darat, laut dan udara," papar Jamal lebih lanjut.
Oleh sebab itu, APJII pun mengaku sangat siap untuk berkontribusi dalam berbagai tupoksi BSSN, mengingat berbagai fungsi APJII yang telah disebutkan di atas.
"Ditambah lagi saat ini APJII pun sangat aktif dalam kancah siber internasional dengan terpilihnya dan berpartisipasinya tim APJII dalam Badan Internet Exchange Internasional dan juga Badan Dunia Number Resource Organization Council," pungkasnya.(dtn)