Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Liverpool - Liverpool tentu akan kehilangan Philippe Coutinho yang pindah ke Barcelona. Tapi di satu sisi, The Reds juga tak perlu meratapi kepergian Coutinho itu. Kenapa?
Coutinho selangkah lagi jadi pemain Los Cules setelah Liverpool sepakat dengan nilai transfer 142 juta pound sterling yang dibayarkan musim dingin ini. Coutinho sudah terbang ke Barcelona untuk menjalani tes medis.
Liverpool lagi-lagi harus kehilangan pemainnya yang dibeli Barca setelah Javier Mascherano dan Luis Suarez. Tapi kali ini Liverpool untung besar karena saat membeli Coutinho dari Inter Milan pada 2013 cuma mengeluarkan uang 8,5 juta pound.
Tapi di satu sisi kepergian Coutinho juga disayangkan mengingat Liverpool punya sejarah buruk jika ditinggal pemain bintangnya. Ini terkait ketidakmampuan Liverpool mencari pemain baru yang sepadan.
Contoh teranyar tentu saat ditinggal Suarez yang pindah ke Barca pada musim 2014 setelah nyaris membawa Liverpool juara Liga Inggris sebelumnya. Suarez pergi dengan status top skorer klub dalam tiga musim beruntun termasuk 31 gol di musim 2013/2014.
Mendapat uang banyak dari penjualan Suarez, Liverpool malah mendatangkan pemain yang notabene kelas dua seperti Adam Lallana, Lazar Markovic, Rickie Lambert, Alberto Moreno, dan Mario Balotelli untuk menggantikan Suarez.
Alhasil, Liverpool tampil amburadul musim itu di mana mereka gagal finis empat besar dan cuma menuntaskan musim di urutan keenam. Steven Gerrard yang jadi top skorer liga cuma bikin sembilan gol.
Ketakutan hal itu bakal terjadi lagi saat Coutinho pergi wajar adanya mengingat pemain 25 tahun itu berperan besar musim ini dengan torehan 12 gol dan sembilan assist di seluruh kompetisi.
Apalagi sejak Februari 2013, tak ada pemain Liverpool yang terlibat gol lebih banyak ketimbang Coutinho dengan 54 goal dan 43 assist. Wajar jika publik menilai Liverpool sudah melakukan kesalahan besar dengan melepas Coutinho musim dingin ini.
Tapi patut diingat juga bahwa Juergen Klopp selaku manajer tentu sudah punya banyak rencana mengantisipasi kepergian Coutinho. Salah satunya adalah dengan membiasakan tim bermain tanpa Coutinho sejak awal musim ini.
Saat masa depannya dispekulasikan musim panas lalu, Coutinho sempat diparkir selama sebulan lebih dan juga beberapa kali dia absen karena cedera. Hasilnya Liverpool punya rasio kemenangan 71 persen dari 14 laga tanpa Coutinho di seluruh kompetisi (10 kemenangan, tiga imbang, dan satu kalah).
Bandingkan dengan saat Coutinho bermain: delapan kemenangan, delapan seri, dan dua kala dari total 18 laga. Rasio kemenangan adalah 44 persen.
Tak cuma itu, Liverpool juga lebih tajam tanpa Coutinho dengan rataan 1,3 gol per laga berbanding 1,1 gol. Hal ini tak lepas dari kebijakan rotasi yang dilakukan Klopp serta adanya tiga pemain di lini serang yang tak kalah hebatnya.
Sebut Mohamed Salah yang punya 23 gol dan jadi topskorer musim ini, lalu Sadio Mane yang perlahan mulai unjuk gigi setelah dibekap cedera awal musim ini dan tentunya Roberto Firmino, pemain kunci dalam skema main Klopp. Firmino itu pemain paling banyak terlibat dalam gol-gol The Anfield Gank di era Klopp dengan 39 gol dan 25 assist.
Musim ini Firmino sudah bikin 16 gol di seluruh kompetisi, sembilan gol di Premier League dan tujuh gol di Liga Champions. Kini dengan kabar bahwa Riyad Mahrez bakal datang ke Anfield musim dingin ini, apakah memang Coutinho bakal dirindukan Liverpool? Kita tunggu saja. dtc