Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Jakarta. Saham-saham konstruksi mulai menarik perhatian. Beberapa saham di sektor ini kompak mengalami penguatan.
Seperti saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang sudah menguat 3,7% dari posisi pembukaan pada 2 Januari 2018 Rp 1.890 menuju level penutupan kemarin Rp 1.960.
Lalu saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pada awal tahun dibuka di posisi Rp 1.560. Kemarin saham WIKA ditutup di level Rp 1.700, artinya sudah naik 8,9%
Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga tercatat naik 8,1% dari awal pembukaan di awal tahun Rp 2.220 ke level penutupan kemarin Rp 2.400. Begitu juga saham PT PP Tbk (PTPP) awal tahun dibuka Rp 2.640 dan kemarin ditutup pada Rp 2.880 atau sudah naik 9,09%.
Keeempat saham tersebut sepanjang 2017 kemarin memang sudah melemah. Saham PTPP tercatat turun 29,97% dari awal 2017 di level Rp 3.770 dan berakhir di level Rp 2.640 pada akhir 2017
Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga tercatat turun 14,34% dari awal tahun di posisi Rp 2.580 menjadi Rp 2.210. Begitu juga saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang turun 38,24% dari awal tahun Rp 2.510 menjadi Rp 1.550. Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga tercatat turun 11,5% dari awal tahun Rp 2.130 menjadi Rp 1.885.
Menurut Analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe, saham-saham BUMN konstruksi memang mulai menarik. Selain harganya yang sudah rendah konfirmasi kondisi keuangan perseroan juga sudah diperjelas.
"Saham BUMN konstruksi masih menarik untuk jangka pendek. Selama ini yang ditakuti cashflow-nya, tapi sudah dijelaskan," tuturnya, Selasa (9/1).
Salah satu sentimennya lantaran keuangannya yang anggap berdarah-darah. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang mengantongi laba bersih Rp 989,9 miliar, naik 74,7% dari Rp 566 miliar. Pendapatan usaha juga naik 27,4% dari Rp 10,8 triliun menjadi Rp 13,76 triliun.
Lalu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), laba bersihnya naik 46,66% dari Rp 465,46 miliar jadi Rp 682,64 miliar. Penjualan bersih juga naik 69,99% jadi Rp 15,88 triliun dari Rp 9,34 triliun.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil mengantongi laba bersih Rp 2,57 triliun, naik 137,9% dari Rp 1,08 triliun. Pendapatan usaha Rp 28,5 triliun, naik 50% dari Rp 14 triliun.
Sedangkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memperoleh laba bersih Rp 205,07 miliar, naik 78% dari Rp 115,18 miliar. Pendapatan usaha juga naik 53% jadi Rp 8,7 triliun dari Rp 5,69 triliun.
Namun peningkatan laba bersih itu tidak dibarengi dengan cash flow yang sehat. Seperti PTPP arus kas bersih dari aktivitas operasi masih minus Rp 1,52 triliun. Hal itu lantaran pembayaran kas kepada pemasok dan sub kontraktor lebih besar yakni Rp 11,8 triliun dibanding penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 11,7 triliun.
Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) PTPP juga saat ini sebesar 1,8 kali, dengan jumlah liabilitas Rp 22,8 triliun dan jumlah ekuitas Rp 12,49 triliun.
Sementara total arus kas untuk aktivitas operasi ADHI minus Rp 3 triliun. Total arus kas penerimaan Rp 6,87 triliun sementara total arus kas pengeluaran lebih besar yakni Rp 9,9 triliun.
DER ADHI juga cukup tinggi yakni 3,4 kali. Adapun jumlah liabilitasnya sebesar Rp 18,8 triliun dan jumlah ekuitasnya Rp 5,55 triliun.
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi WIKA juga masih minus Rp 2,69 triliun. Penerimaan kas dari pelanggan hanya Rp 9,8 triliun namun pembayaran kepada pemasok sebesar Rp 11,5 triliun.
DER WIKA saat ini 2 kali dengan jumlah liabilitas sebesar Rp 26,87 triliun dan jumlah ekuitas sebesar Rp 13,17 triliun.
Begitu pula dengan WSKT yang arus kas bersih untuk aktivitas operasinya minus Rp 5 triliun. Penerimaan kas dari pelanggan Rp 14,24 triliun sedangkan pengeluaran kas pada pemasok sebesar Rp 16,55 triliun.
Sementara DER WSKT saat ini 2,9 kali dengan catatan total liabilitas sebesar Rp 65,7 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 21,9 triliun.(dtf)