Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) menyebutkan, anjloknya harga bawang merah belakang ini tidak mampu menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Ketua ABMI Jawari mengatakan, harga pembelian ditingkat petani sudah jauh di bawah harga normal yang ditetapkan Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg.
"Sekarang petani tanam 1 kg Rp 12.000, kalau dibeli Rp 7.000 gimana ? Buat nutup biaya produksi saja belum cukup," kata Jawari di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (9/1).
Jawari meminta kepada pemerintah untuk memerintahkan Perum Bulog menyerap produksi bawang merah di tingkat petani dengan harga Rp 15.000 per kg atau sesuai dengan aturan yang ada.
"Kami menuntut pada Bulog melakukan penyerapan, sehingga bisa stabil kembali," tambah dia.
Sebagai seorang petani, lanjut dia, harapannya adalah hasil tanamnya bisa diserap dengan nilai yang tinggi. Untuk saat ini, Jawari mengaku banyak daerah yang tengah memasuki masa panen. Sehingga terjadi over produksi.
"Kalau di pasar kebutuhan sudah cukup, kami juga ingin seperti Indofood, Wings, itu kebutuhannya berapa, kami juga ingin bisa akses kesana sehingga produksi yang berlimpah bisa terserap," jelas dia.
Tidak hanya itu, pemerintah seharusnya memperjelas aturan mengenai harga acuan bawang merah, di mana penyerapan di tingkat petani sebesar Rp 15.000 per kg, dan di tingkat pembelian konsumen tidak boleh melebihi Rp 30.000 per kg.
"Harus ada sanksinya jika menjual di bawah atau melebihi batas itu, kami juga ingin adanya industrialisasi bawang merah, misalnya diolah jadi minyak bawang, jadi pasta, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah, tapi menambah stok dalam olahan baru," tutur Jawari. (dtf)