Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Seni teater belum begitu diminati sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) di sekolah-sekolah. Malah banyak sekolah di Medan yang belum menjadikan teater sebagai salah satu kegiatan ekskulnya. Hal itu disampaikan salah seorang seniman teater dan juga film di Medan, Emiry kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (10/1).
Menurutnya, ekskul teater masih kalah peminatnya dengan eksul paduan suara maupun musik. Sering ada pemahaman yang kurang sinkron antara pelatih teater dengan siswa-siswi. Siswa-siswi menganggap seni teater itu sama dengan sinetron. Padahal teater itu lebih dari seni peran. Di dalamnya ada sastra, musik dan seni artistik.
“Biasanya yang masuk ekskul teater berharap bisa main sinetron. Itu sah-sah saja. Tapi gitu kita ajarkan latihan dasar (fisik, suara, jiwa) mereka terkejut. Mereka tak menyangka seni teater itu begitu serius,” ujarnya.
Beda halnya bila yang diajarkan parodi, kabaret atau drama musikal, biasanya mereka lebih antusias. Hal itulah yang membuat ekskul-ekskul teater di sekolah akhirnya berubah menjadi pertunjukan kabaret.
“Memang sepintas itu tidak masalah. Tapi kalau dibiarkan terus menerus, lama-lama seni teater yang sesungguhnya kehilangan regenerasi. Masalah itupun sudah terjadi di Medan. Banyak kelompok-kelompok seni teater, khususnya yang ada di kampus-kampus tidak bertahan. Sebagian besar malah menjadi kelompok kabaret,” katanya.
Dijelaskan pria yang pernah melatih di salah satu lembaga akting di Medan ini, regenerasi seniman teater dan kelompok-kelompok teater itu juga dibahas dalam Malam Renungan Teater 29-31 Desember lalu di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU). Salah satu rekomendasinya adalah agar pekerja teater yang ada di Medan benar-benar mengajarkan seni teater kepada kelompok yang dipimpinnya. Selain itu para seniman teater harus lebih mendekatkan diri ke sekolah-sekolah.
“Yang paling penting seni teater itu harus diajarkan kepada setiap sekolah. Itu basis yang paling jelas. Sekarang ini mungkin sekolah belum menganggap seni teater penting. Itu menjadi tantangan tersendiri bagi seniman teater di kota ini. Bagaimana para pekerja teater meyakinkan pihak sekolah bahwa teater itu penting bisa dilakukan dengan banyak strategi. Misalnya memperbanyak festival teater pelajar, serta rajin mengundang sekolah ke setiap pertunjukan teater yang ada di Medan. Dengan melihat langsung, sedikit banyak pemahaman tentang teater itu akan bisa dimengerti,” ujarnya.