Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Keselamatan kerja industri yang mengolah bahan baku berbahaya, menjadi perhatian Menaker Hanif Dhakiri. Hanif meminta pengawasan tenaga kerja, untuk lebih aktif lagi mengawasi dan mengevaluasi, terutama pada industri yang mengandung bahan berbahaya.
"Harus turun, mengawasi dan mengecek standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di perusahaan itu sudah sesuai standar prosedur atau atau belum," kata Menaker Hanif Dhakiri di sela acara Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Jumat (12/1).
Ia mencontohkan kasus meledaknya pabrik petasan di Kosambil, Kabupaten Tangerang, beberapa waktu lalu. Ia berharap, tidak ada kejadian kecelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya banyak nyawa.
"Kami mendorong pengawasan ke industri berbahan baku berbahaya, itu lebih diperhatikan," jelasnya.
Jumlah kecelakaan kerja secara nasional dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015, jumlah laka kerja sebanyak 110.285 kasus. Pada Tahun 2016 menurun menjadi 105.182 kasus. Sedangkan pada tahun 2017, jumlah kecelakaan kerja menjadi 80.392 kasus.
Menteri dari politisi PKB ini meminta para pekerja meningkatkan kesadaran dalam K3. Karena banyak pekerja yang malas menggunakan alat pelindung diri yang disediakan industri atau perusahaan.
"Itu membahayakan diri sendiri dan orang lain di lingkungan kerja. K3 jangan dianggap beban, tapi investasi untuk menciptakan kenyamanan bekerja," ujarnya.
"Kita berharap, semua pihak untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan K3. Pemerintah pusat, daerah, lembaga, masyarakat industri, berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya masing-masing," tandasnya. (dtc)