Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Dhaka. Sejumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh menyangkal keterangan militer Myanmar yang menyebut 10 orang yang dibunuh di Rakhine adalah teroris. Para pengungsi yang melarikan diri dari desa yang menjadi lokasi pembunuhan menyebut Rohingya yang dibunuh merupakan warga sipil.
Dalam pernyataan terbaru pada Rabu (10/1), militer Myanmar untuk pertama kalinya mengakui ada personelnya yang terlibat pembunuhan warga Rohingya di desa Inn Din, Rakhine pada 2 September 2017. Diakui militer Myanmar bahwa empat tentaranya membantu membunuh 10 teroris Benggala yang ditangkap karena terlibat aksi kekerasan di desa tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2018), sejumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh dengan marah menyangkal keterangan militer Myanmar itu. Pengungsi yang mengklaim diri sebagai korban selamat dari praktik kekerasan di Inn Din, bersikeras menyatakan 10 warga Rohingya yang dibunuh bukan teroris atau militan, melainkan hanya warga sipil biasa.
Wal Marjan (30) yang merupakan warga desa Inn Din sebelum mengungsi ke Bangladesh, menyebut desanya diserang oleh sekelompok warga Buddha yang dikawal oleh sejumlah tentara Myanmar.
"Mereka memilih 10-15 pria untuk menghadiri sebuah pertemuan," sebut Marjan, yang suaminya juga ikut dipilih untuk menghadiri pertemuan itu. Menurut Marjan, orang-orang yang dipilih itu tidak pernah terlihat lagi usai momen itu.
Marjan baru mengetahui belakangan, dari seorang pria setempat, bahwa suaminya dan warga desa lainnya telah dibunuh. "Dia mengatakan jenazahnya (suami Marjan-red) dilemparkan ke dalam kuburan massal dengan sejumlah pria lainnya," ujarnya.
Berbicara kepada AFP di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Marjan menegaskan suaminya sama sekali tidak ada keterkaitan dengan militan Rohingya.
Seorang warga desa Inn Din lainnya yang juga mengungsi ke Bangladesh, Hossain Ahammad, menyebut pria-pria Rohingya yang dibunuh merupakan 'nelayan, petani, penebang pohon dan ulama'.
"Mereka bukan bagian dari pergerakan apapun. Mereka hanya korban dari kemurkaan tentara Burma," ucapnya.Banyak pengungsi Rohingya di Bangladesh yang memberikan keterangan konsisten dan bersesuaian soal pembantaian, pemerkosaan dan penyiksaan oleh militer Myanmar, yang dibantu massa etnis Rakhine lainnya. Keterangan-keterangan itu telah dinyatakan cocok dengan laporan media dan kelompok-kelompok HAM. (dtc)