Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Jakarta. Garda 212 menyayangkan pernyataan La Nyalla Mattalitti yang membawa-bawa nama alumni 212 dalam kegagalanya maju di Pilgub Jatim. Mereka menganggap urusan La Nyalla dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto adalah masalah pribadi.
"Yang pertama, merasa keberatan atas pernyataan pak La Nyalla yang ikut membawa Alumni 212 atas kegagalan beliau yang tidak dicalonkan oleh Gerindra," kata Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo di Jalam Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1).
Dalam pernyataan, Garda 212 menyatakan tiga poin sikap mereka terkait polemik itu. Selain menyebut urusan La Nyalla sebagai urusan pribadi, Garda 212 juga menyatakan Alumni 212 tak terlibat politik praktis.
Dia menyebut Garda 212 merupakan wadah yang dibentuk untuk menampung alumni dan simpatisan 212. Garda 212 akan memfasilitasi mereka yang berminat terjun ke politik.
Baca juga: Serang Prabowo, La Nyalla: Umat 212 Jangan Mau Sama Partai Nggak Jelas
https://news.detik.com/berita/d-3810706/serang-prabowo-la-nyalla-umat-212-jangan-mau-sama-partai-nggak-jelas
"Garda 212 ini adalah wadah alumni dan simpatisan. Jadi kami menjadi fasilitator bagi yang ingin berkecimpung dalam politik praktis dalam Pileg nanti," imbuhnya.
Berikut pernyataan lengkap Garda 212 yang disampaikan langsung ketua umumnya, Ansufri Idrus Sambo:
Yang pertama, merasa keberatan atas pernyataan pak La Nyalla yang ikut membawa Alumni 212 atas kegagalan beliau yang tidak dicalonkan oleh Gerindra. Dengan ini kami menganggap bahwa pernyataan itu urusan pribadi beliau bersama Gerindra atau bersama Pak Prabowo , tidak ada kaitan dengan alumni 212, walaupun beliau memang alumni 212, tapi tidak bisa mengatasnamakan alumni 212 dalam pencalonan beliau sebagai calon gubernur jatim pada 2018.
Yang kedua, mengimbau atau meminta kepada para alumni 212 khususnya beberapa petinggi presidium yang mengatasnamakan alumni 212, untuk (yang -red) mendukung pencalonan beberapa orang di dalam proses pilkada serentak ini, kami menyayangkan ucapan tersebut atau dukungan tersebut. (Bila) Sebatas pribadi kami menghargai itu adalah hak untuk mencalonkan, tetapi apabila sudah ditolak kami tidak ingin alumni 212 dipakai apalagi sampai dibenturkan dengan partai yang selama ini selalu bersama kami mendukung aksi 212 seperti Gerindra, PKS dan PAN.
Yang ketiga, kami menganggap alumni 212 dibentuk pada waktu itu dalam rangka mensikapi bagaimana represifnya para penguasa di negeri ini sehingga terjadilah aksi 212 yang saat ini alumninya lebih dari 7 juta orang. Ini potensi besar yang bisa dipakai untuk kepentingan politik, tapi kami menekankan alumni 212 tidak berkecimpung langsung dalam politik praktis. Kalaupun ada beberapa orang dari alumni 212 yang minta bantuan kepada kami, itu adakah hak pribadi tapi tidak boleh mengatasnamakan 212. Karena pada hakikatnya politik yang dibangun oleh alumni 212 adalah politik tingkat tinggi bukan politik praktis.(dtc)