Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman menyatakan akan mempertanyakan secara langsung peristiwa penembakan Chairul Ridho (27) oleh aparat kepolisian Polrestabes Medan kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu), Irjen Paulus Waterpauw.
"Karena saya baru tahu peristiwanya dari Anda, saya akan pertanyakan dulu hal itu kepada Kapoldasu Irjen Paulus Waterpauw. Sesudah itu baru saya memberikan pernyataan," kata Wagirin menjawab medanbisnisdaily.com seusai memimpin Rapat Paripurna DPRD Sumut, Senin (15/1/2018).
Kata Wagirin yang berasal dari Partai Golkar, dia tidak mau mendapatkan penjelasan dari aparat kepolisian di jajaran bawah. Secara institusi, dia hanya akan meminta penjelasan ke pimpinan kepolisian yakni Kapolda.
"Sesegera mungkin saya akan pertanyakan hal tersebut kepada Kapoldasu," katanya.
Seperti sudah diberitakan, akibat diduga terkait perampokan uang milik BRI sebesar Rp 6 miliar (Oktober 2017), Jumat lalu (12/1/2018) sekitar pukul 07.30 wib Ridhi dijemput empat orang aparat kepolisian Polrestabes dari tempat kerjanya PT Beringin Gigantara yang beralamat di Jl. Merak No. 58 Medan.
Tidak ada pemberitahuan apapun, baik lisan maupun tertulis dari kepolisian kepada keluarga atau perusahaan bahwa Ridho ditangkap.
Sehari kemudian, Sabtu (13/1/2018) sekitar pukul 23.45 wib polisi melalui Iptu H Manullang barulah pihak Polrestabes mengantarkan surat penangkapan kepada keluarga Ridho yang bermukim di kawasan Medan Sunggal. Sekaligus pada saat itu dikabarkan bahwa Ridho sudah meninggal dunia.
Pihak keluarga bersama pengacara mempertanyakan penembakan Ridho yang mengakibatkannya meninggal dunia.
"Badan adik saya kecil, tidak mungkin dia berusaha merebut senjata polisi sehingga harus ditembak dan meninggal dunia," kata abang kandung Ridho, Jumadin alias Jerry kemarin (14/1/2018) di RS Bhayangkara Medan.