Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Mojokerto - Praktik pasung masih banyak terjadi di Mojokerto. Salah satunya Muhaimin (29). Selama setahun terakhir, warga Dusun/Desa Kupang, Jetis ini dipasung di rumah tak layak huni. Penyebabnya tak lain karena kerap mengamuk.
Kondisi Muhaimin cukup memprihatinkan. Kedua kakinya diikat dengan rantai. Ujung rantai yang lain diikat pada kayu kuda-kuda rumahnya. Sehari-hari, Muhaimin hanya bisa tidur dan duduk di kursi yang terbuat dari bambu. Rumah tempat dia dipasung kondisinya sangat tak layak.
Betapa tidak, ruangan rumah ini sangat lembab. Lantai hanya berupa paving yang kotor. Atap rumah banyak berlubang, sementara dinding terbuat dari anyaman bambu yang juga banyak berlubang.
"Sudah sekitar satu tahun saya rantai, karena sering mengamuk," kata ibu Muhaimin, Kasturah (58) kepada wartawan di lokasi, Senin (15/1/2018).
Dia menjelaskan, Muhaimin mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Penyebabnya tak lain adanya benjolan aneh di bagian dahi. Dokter yang merawatnya kala itu mengatakan pengobatan yang dilakukan sudah terlambat.
"Lahirnya itu di keningnya ada benjolan, seperti arnal (tusuk kundai). Katanya dokter terlambat diobatkan. Mulai usia 8 tahun terlihat gejala gangguan kejiwaan," ujar Kasturah.
Sejak kecil hingga menginjak dewasa, lanjut Kasturah, gangguan kejiwaan yang dialami Muhaimin tak meresahkan. Pria bertubuh tinggi besar ini hanya menunjukkan perilaku layaknya perempuan. Selain itu, dia sering minta uang ke orang di jalan dan kerap berjalan kaki tanpa tentu arah.
Baru sekitar setahun yang lalu, Muhaimin kerap mengamuk. Dia menyerang setiap orang yang dia jumpai. Bahkan pernah akan membakar rumah warga.
"Sering digodai sama anak-anak tetangga, duitnya ditipu. Makanya dia dendam dan sering mengamuk," terangnya.
Sekitar pukul 14.00 WIB, tim dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto menjemput Muhaimin di rumahnya. Pembebasan pasien gangguan jiwa ini berjalan tanpa ada perlawanan. Muhaimin menuruti kemauan petugas yang membawanya dengan ambulance.
"Ini kami bawa ke RSJ Lawang, Malang atas permintaan dari orang tuanya," jelas Kasi Pelayanan Sosial Dinsos Kabupaten Mojokerto Sugiarto.
Menurut dia, Muhaimin sudah dua kali dirawat di RSJ Lawang. Kondisi kejiwaannya kembali labil diduga akibat kehabisan obat.
"Kalau kehabisan obat, dia mengamuk. Sudah sangat meresahkan warga sekitar karena pernah mau bakar rumah," tandas Sugiarto. dtc