Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sekjen DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan yakin pasangan bakal calon JR Saragih-Ance Selian akan memenangkan pertarungan Pilgubsu 2018. Menurutnya, berdasarkan beberapa sudut panjang, JR mempunyai nilai plus bila dibandingkan dengan dua "rival"-nya; Edy Rahmayadi dan Djarot Saiful Hidayat.
Kata Hinca, sebagai bupati aktif, JR memiliki basis setidaknya di Kabupaten Simalungun. Sedangkan "seteru"-nya Edy dan Djarot tidak ada sama sekali. Ditambah wakilnya Ance yang beristrikan perempuan dari Gunung Tua bermarga Harahap, bersama klannya akan memperkuat basis minimal tersebut.
"Djarot, sekalipun di Sumut banyak orang Jawa, tak mudah bagi orang luar seperti dia untuk diterima dengan cepat. Edy memang punya bekal pengalaman tentara yang kuat. Tetapi untuk ke bawah di level grass root keduanya tidak sehebat Pak JR," tegas Hinca di sela-sela memimpin rapat konsolidasi pemenangan JR Saragih-Ance, di Kantor DPD Partai Demokrat Sumut, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Senin (15/1/2018).
Rapat dihadiri seluruh pengurus tingkat kabupaten/kota (DPC) dan tingkat provinsi (DPD). JR yang semula dikabarkan hadir, hingga rapat berakhir pada sore hari tidak kelihatan. Disebut-sebut dia tengah menggelar acara Open House di kediamannya di Raya, Simalungun.
Hinca melanjutkan, JR membangun basis justru dari pinggir-pinggir seperti Nias. Oleh karena itu pertarungan memperebutkan kursi Sumut 1 akan jadi menarik.
Dari perspektif kekuatan figur secara personal, Djarot dianggap sebagai yang paling kuat. Sebab oleh media secara nasional dia sangat populer. Karena pernah memimpin DKI Jakarta baik sebagai wakil gubernur maupun wakil gubernur.
Sedangkan Edy, jabatan militernya sebagai Pangkostrad membuat dia memiliki popularitas cukup tinggi.
"Akan tetapi ketika berbicara soal elektabilitas di bawah, tentu ini beda dengan popularitas di level nasional. Saya melihat yang lebih dikenal di bawah adalah JR ketimbang Djarot dan Edy," papar Hinca.
Dijelaskannya bahwa hingga satu bulan sebelum pendaftaran pasangan bakal calon Gubsu ke Komisi Pemilihan Umum, survei yang mereka lakukan secara internal memperlihatkan JR berada di posisi kedua setelah Gubernur incumbent Erry Nuradi. Selisihnya sekitar 3%. Disusul Edy pada urutan ketiga.
Munculnya nama Sihar Sitorus sebagai bakal calon Wakil Gubsu mendampingi Djarot diakui Hinca sempat membuatnya terganggu. Sebab akan membuat pecahnya dukungan terhadap JR dari sisi etnis. Namun dengan pemikiran bahwa yang bertarung dalam kontestasi Pilgubsu adalah calon gubernur, hal itu kemudian tidak lagi dikawatirkan. Posisi wakil dianggap hanya sebagai back up.
"JR memiliki modal besar untuk menang. Saya yakin betul akan hal itu," tegas Hinca.