Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua menjadikannya daerah kejadian luar biasa (KLB). Diduga tidak menyeluruhnya cakupan imunisasi menjadi penyebabnya.
Ditemui saat press conference di Kementerian Kesehatan RI, Kepala Biro Komunikasi dan Yanmas Kemenkes RI, drg Oscar Primadi, MPH mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan tidak meratanya cakupan imunisasi di Kabupaten Asmat.
"Penyebaran penduduknya beragam di sana. Di Papua dari sisi sosial, kultural, geografis menjadi persoalan tersendiri," ujar Oscar, Selasa (16/1).
Budaya yang cukup kental di kalangan masyarakat menjadi kesulitan tersendiri dalam kesuksesan imunisasi kepada setiap anak di Papua. Oscar menyebutkan bahwa tidak semua masyarakat mau memberikan imunisasi kepada anaknya.
"Imunisasi adalah bagaimana perlakuan kita terhadap vaksinnya. Pengangkutan vaksinnya itu harus kita jaga. Persoalan imunisasi ini juga termasuk masyarakat mau bawa bayinya imunisasi atau tidak," ungkapnya.
Dikeluhkan memiliki akses yang cukup sulit juga menjadi salah satu kesulitannya. "Ada yang jauh-jauh datang terus balik lagi, harus menempuh (perahu) boat dengan jarak yang jauh," tambah Oscar.
Hari ini dikirimkan tim bantuan yang berisi 39 tenaga kesehatan, meliputi 11 dokter spesialis, 4 dokter umum, perawat, ahli gizi, tenaga kesehatan lingkungan, dan surveilans.
"Kita akan sweeping, kita selesaikan dan tidak hanya campak, semua imunisasi dasar harus kita cover juga kepada semua balita," tegasnya. (dth)