Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar pada Senin (15/1/2018) memilih Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Bamsoet diambil sumpahnya sebagai Ketua DPR pada sore harinya dan akan bertugas sampai 2019.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan langsung penunjukan Bamsoet sebagai Ketua Dewan di ruang FPG lantai 12 gedung Nusantara I DPR RI. Masih ada satu lagi yang akan diumumkan Airlangga sebagai formatur tunggal DPP Golkar hasil Munaslub 2017, yakni susunan pengurus partai, termasuk sekretaris jenderal.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyerahkan sepenuhnya susunan pengurus, termasuk sekjen partai, kepada Airlangga. Dia memperkirakan pekan depan Airlangga akan mengumumkan susunan pengurus DPP Golkar.
"Jadi kita percayakan kepada beliau untuk memilih pembantu-pembantu yang pas agar roda organisasi ini bergerak seirama," kata Agung saat berbincang dengan detikcom, Selasa (16/1/2018).
Khusus untuk kriteria calon sekjen, Agung menyebut syarat utama tentu saja prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT). Selain itu, kandidat sekjen haruslah kader yang berpengalaman, mengenal dinamika Partai Golkar, serta tahu riwayat dan sejarah partai.
"Sekjen itu motor penggerak organisasi, harus yang sudah punya pengalaman, mengenal dinamika partai. Dengan demikian sekjen bisa membantu ketua umum," kata Agung.
Lalu siapa kandidat sekjen Golkar yang terkuat saat ini?
Agung menolak menjawab. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Ketum Golkar Airlangga, yang juga sebagai formatur tunggal hasil Munaslub 2017 kemarin.
Termasuk kriteria Sekjen Golkar harus militer atau sipil. "Saya kira bisa tidak tertutup kemungkinan dari dua-duanya (sipil atau militer). Biarlah diskresi ketua umum. User-nya kan ketua umum. Yang paling penting kan chemistry-nya harus sama. Dan kita tidak mempersoalkan sipil-militer," kata Agung.
Politikus Golkar Lalu Mara Satriawangsa berharap Airlangga memilih sekjen yang usianya lebih muda. Dengan begitu, Airlangga selaku ketua umum tidak akan memiliki perasaan sungkan ketika berkomunikasi.
"Sekjen harus lebih muda dari ketua umum. Supaya ketua umum juga tidak ewuh pakewuh dalam berkomunikasi," kata Lalu Mara kepada wartawan, Kamis (4/1/2018).
Selain itu, tambah Lalu, sekjen berusia muda akan memudahkan Golkar membidik pemilih dari generasi milenial. Ini mengingatkan, pada 2019 nanti ada 40,7 persen pemilih milenial. "Golkar harus berfokus menggarap generasi milenial berusia 17-27 tahun," kata dia. Jadi siapakah Sekjen Golkar yang akan dipilih Airlangga? (dtc)