Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC. Pemerintahan federal Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump kembali dibayangi ancaman penutupan. Hal ini setelah pembahasan rencana anggaran tak kunjung mencapai kesepakatan dan terus dibayangi tarik-ulur politikus Partai Republik dan Partai Demokrat.
Batas waktu pembahasan rencana anggaran federal jatuh pada Jumat (19/1) tengah malam waktu AS, atau Sabtu (20/1) siang waktu Indonesia.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (20/1), mayoritas Senator Demokrat enggan mendukung rencana anggaran yang diajukan pemerintahan Trump, hingga ada perlindungan bagi ratusan ribu imigran muda yang terancam dideportasi. Sejauh ini kalangan Republikan menolak tuntutan Demokrat itu.
Ada 700 ribu imigran muda yang terancam dideportasi pemerintahan Trump. Mereka yang dikenal sebagai kelompok 'Dreamers' itu merupakan imigran yang masuk ke AS sebagai anak-anak bersama orang tua mereka. Kebanyakan datang dari Meksiko dan Amerika Tengah.
Di bawah program Deferred Action for Childhood Arrivals(DACA) pada era Presiden Barack Obama, para imigran muda ini mendapat status legal sementara di AS. Namun program DACA itu dihentikan pemerintahan Trump sejak September 2017. Trump memberikan waktu kepada Kongres AS hingga 5 Maret untuk membahas program pengganti.
Menanggapi ancaman penutupan pemerintahan AS ini, Trump menyalahkan para rival politiknya. "Demokrat diperlukan jika ini (anggaran) harus diloloskan di Senat -- tapi mereka memilik imigrasi ilegal dan perbatasan yang lemah. Penutupan akan terjadi?" ucap Trump via Twitter.
Ketua Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell, dijadwalkan menggelar voting prosedural penting untuk rencana anggaran federal pada Jumat (19/1) malam, sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Dalam voting itu, Senator Demokrat dan Republik akan terus berunding demi mencapai kesepakatan.
Tanpa adanya kesepakatan, penutupan pemerintahan AS akan dimulai sesaat setelah Jumat (19/1) tengah malam. Atau tepatnya pada perayaan 1 tahun pelantikan Trump sebagai Presiden AS.
Diketahui bahwa DPR AS atau House of Representatives(HOR) yang didominasi Republikan telah menyetujui 'stopgap spending bill' atau rencana anggaran pengganti pada Kamis (18/1) malam. Rencana anggaran pengganti itu mengatur dana tambahan agar pemerintah federal AS bisa terus berjalan hingga 16 Februari. Dibutuhkan dukungan sedikitnya 10 Senator Demokrat untuk meloloskan rencana anggaran pengganti itu di Senat AS.
Di Senat AS, Republikan mendominasi tipis, yakni 51 Senator Republik melawan 49 Senator Demokrat. Dengan Senator John McCain masih dirawat karena kanker, maka Republikan butuh dukungan 10 Senator Demokrat untuk mencapai 60 suara mayoritas yang dibutuhkan demi meloloskan rencana anggaran itu. Situasi semakin sulit karena ada tiga Senator Republik yang menyatakan tidak akan mendukung rencana anggaran itu.
Penutupan pemerintahan AS sebelumnya terjadi tahun 2013, pada era Presiden Barack Obama. Jika pemerintahan AS tutup, akan terjadi potensi kerugian (potential loss) hingga miliaran dolar AS. Penutupan juga berpotensi mengguncang pasar finansial. (dtf)